"Setiap kenikmatan adalah ujian tersembunyi. Jangan tertipu oleh gemerlap dunia, tetaplah bersyukur dan bertakwa agar anugerah menjadi berkah."
Kenikmatan dalam hidup sering kali dianggap sebagai tanda keberhasilan dan kebahagiaan. Namun, sebagai seorang muslim, kita harus memahami bahwa kenikmatan bukan sekadar anugerah, tetapi juga ujian yang tersembunyi.Â
Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata, "Siapa yang diberikan oleh Allah kekuatan dan keindahan fisik dan sebagainya, apabila ia bertaqwa kepada Allah maka ia lebih utama dari orang yang tidak diberikan ujian tersebut. Karena kenikmatan itu adalah ujian."Â (Al Istiqomah 1/372).
Kenikmatan Sebagai Ujian dari Allah
Allah SWT berfirman:Â "Ketahuilah, bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Anfal: 28).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala bentuk kenikmatan duniawi, termasuk harta dan keturunan, adalah ujian dari Allah. Ujian tersebut menguji sejauh mana kita dapat bersyukur dan tetap dalam jalan yang lurus.
Pendidikan: Peluang atau Penjerumus?
Menikmati kenikmatan dalam bentuk pendidikan di sekolah, kuliah, atau pondok pesantren yang bagus merupakan anugerah besar. Namun, jika proses belajarnya hanya biasa-biasa saja tanpa memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin, maka itu menjadi kesia-siaan dan bahkan bisa menjerumuskan pada kebodohan.
Keindahan Fisik dan Harta
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian, dan tidak pula kepada bentuk rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim).
Tubuh yang kuat dan sehat, atau penampilan yang ideal, tidak ada artinya jika tidak digunakan untuk menaati Allah. Keindahan fisik, baik berupa kecantikan maupun kegantengan, akan menjadi bencana jika tidak disertai ketakwaan.