Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Hidup yang Bermakna

11 Juli 2024   22:24 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tinggalkan jejak kebaikan, bukan popularitas, status dan kulit kemasan lainnya. | Foto: Dokumentasi Pribadi

"Hidup ini bukan tentang status atau kemasan duniawi, tetapi tentang senyum tulus, cinta yang ikhlas, dan jejak kebaikan yang kita tinggalkan di hati sesama."

Sahabat, bayangkan jika besok adalah hari terakhir kita di dunia ini. Bagaimana kita ingin dikenang? Apakah dunia membutuhkan status, popularitas, gelar, atau atribut duniawi kita? Tidak, dunia tidak memerlukan semua itu.

Apa yang dunia, terutama sahabat, teman, rekan, tetangga, saudara, dan kolega kita perlukan adalah senyum tulus dan keramahan kita. Mereka membutuhkan sapaan hangat yang penuh kasih, cerita-cerita yang bermanfaat, cinta yang tak bersyarat, dan perhatian yang tulus. Mereka membutuhkan uluran tangan, kesediaan waktu, dan bantuan kita yang ikhlas karena-Nya.

Ingatlah, sahabat, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya, kita tidak pernah tahu kapan kita akan dipanggil dan kembali kepada-Nya.

Oleh karena itu, mari kita hidup dengan penuh cinta dan ketulusan. Tinggalkanlah jejak-jejak kebaikan di hati mereka yang kita temui, sehingga ketika saatnya tiba, kita dikenang bukan karena gelar atau status, tetapi karena kehangatan hati dan keikhlasan jiwa kita.

Mari kita jadikan setiap momen berharga, menjadi individu yang selalu menyebarkan kebaikan, dan menjadi sahabat yang dirindukan. Karena pada akhirnya, yang abadi bukanlah apa yang kita miliki, tetapi apa yang kita beri.

Sahabat itu senantiasa melekat, hangat dan indah untuk diingat. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Sahabat itu senantiasa melekat, hangat dan indah untuk diingat. | Foto: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun