Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musibah Terbesar

12 Juli 2024   06:07 Diperbarui: 12 Juli 2024   07:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musibah terbesar adalah ketika kita tahu kekurangan diri, namun tidak peduli untuk memperbaikinya. | Foto: health.harvard.edu

Musibah bukanlah sekadar duka yang datang menyapa,
Bukan pula hanya derita yang merangkul jiwa.
Ada musibah yang lebih besar dari tangis manusia,
Saat hati terhenti dari introspeksi, hilang dari nurani.

Diri yang tahu akan aib dan cacat,
Namun diam tak bergerak, tak peduli memperbaiki niat.
Inilah musibah yang paling mengiris hati,
Ketika sadar akan kekurangan, namun tak berbuat sesuatu berarti.

Seorang mukmin sejati berlomba dalam kebaikan,
Menghiasi amal dengan ikhlas dan keikhlasan.
Setiap hari ia muhasabah, menilik dalam diri,
Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki?

Tak ada henti ia mencari ridha Ilahi,
Memperbaiki diri dalam diam dan beramal suci.
Musibah terbesar bukanlah cobaan yang nampak di mata,
Namun saat hati mati, tak lagi peka terhadap dosa.

Mukmin sejati terus mengevaluasi,
Tak berhenti bertanya pada diri sendiri.
Setiap langkah dihiasi dengan amal sholeh,
Setiap kekurangan diubah menjadi berkah penuh hikmah.

Ingatlah, wahai saudaraku yang beriman,
Musibah terbesar adalah saat kita terlena,
Saat kita lupa untuk terus berusaha,
Memperbaiki diri, menuju jannah yang mulia.

Berlombalah dalam kebaikan tanpa henti,
Karena hidup ini hanya sesaat, begitu berarti.
Jangan biarkan aib menutupi jalan cahaya,
Bangkitlah, perbaikilah diri, menuju surga yang indah mempesona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun