Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keagungan Menangis Karena Allah: Sebuah Refleksi

22 Juni 2024   17:02 Diperbarui: 22 Juni 2024   17:35 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mata yang jatuh karena Allah adalah pembersih hati dan jalan menuju ampunan-Nya. | Foto: health.harvard.edu

Kedua, menangis karena Allah adalah perlindungan dari azab-Nya. Nabi Muhammad bersabda, "Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah." (HR. At-Tirmidzi). Air mata yang mengalir karena takut kepada Allah memiliki kekuatan besar untuk melindungi kita dari siksa neraka.

Ketiga, Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang menunjukkan rasa takut dan cinta kepada-Nya melalui air mata mereka. Nabi bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang tertumpah di jalan Allah. Sedangkan dua bekas itu adalah bekas-bekas di jalan Allah dan bekas-bekas mengamalkan kewajiban Allah." (HR. At-Tirmidzi & Adh-Dhiya'). Menangis karena Allah adalah tanda cinta yang tulus kepada-Nya.

Penutup

Kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan. Seringkali hati kita menjadi keras dan kotor karena dosa-dosa yang kita perbuat. Menangis karena Allah adalah salah satu cara terbaik untuk membersihkan hati kita dan mendekatkan diri kepada-Nya. Jangan biarkan air mata kita hanya mengalir karena kesedihan duniawi, tetapi biarkan mereka jatuh karena rasa takut dan cinta kepada Allah.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapatkan manfaat dari menangis karena Allah dan mendapatkan naungan serta kecintaan-Nya di dunia dan akhirat.

Aamiin ya Allah ya robbal alamin.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun