Menulis sebagai Motivasi dan Inspirasi
Sebagai muslim, kita harus memandang menulis sebagai bentuk ibadah yang luhur. Setiap kata yang dituliskan dengan niat yang ikhlas untuk kebaikan, akan menjadi saksi kebaikan kita di hadapan Allah SWT. Menulis bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi tentang menyebarkan kebaikan dan kebajikan yang akan terus dikenang.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam "Madarij as-Salikin" mengajarkan bahwa menulis adalah salah satu cara untuk menyampaikan dakwah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Bayangkan, berapa banyak orang yang mendapatkan hidayah dan pencerahan dari tulisan-tulisan yang telah kita buat. Berapa banyak jiwa yang tersentuh dan tergerak untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Sayyid Qutub pernah berkata, "Satu peluru hanya menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala."
Semua itu tidak lepas dari izin Allah SWT dan usaha kita dalam menulis sesuatu yang bermanfaat. Menulis adalah cara kita mengukir nama di langit, bukan hanya di bumi. Tulisan yang bermanfaat adalah investasi akhirat yang nilainya tak terhingga.
Perencanaan Umur Kedua Melalui Menulis
Untuk merencanakan umur kedua, seorang muslim harus memahami bahwa menulis membutuhkan keikhlasan, kesabaran, dan dedikasi yang tinggi. Ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Memperdalam ilmu. Sebelum menulis, kita harus memperdalam ilmu agar apa yang kita tulis benar-benar memiliki manfaat dan nilai kebenaran. Ilmu yang bermanfaat adalah fondasi dari tulisan yang bermanfaat.
2. Niat yang ikhlas. Niatkan menulis sebagai ibadah dan sedekah jariyah. Dengan niat yang ikhlas, Allah SWT akan memberikan keberkahan pada tulisan kita.
3. Menulis dengan cinta dan kejujuran. Tulisan yang lahir dari hati akan lebih mudah diterima oleh pembaca. Sampaikan kebenaran dengan jujur. Hindari menulis sesuatu yang tidak kita ketahui, atau tidak kita yakini kebenarannya.