Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah atau Ladang Recehan? Menguak Praktik-praktik Tak Etis di Sekolah

10 Juni 2024   07:19 Diperbarui: 10 Juni 2024   11:18 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa - Zenius Education. (Dok. Zenius Education) via Kompas.com 

"Sekolah adalah ladang amal kebaikan, bukan ladang mencari recehan. Mari jaga integritas dan transparansi."

Pendidikan adalah fondasi utama bagi pembangunan bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menjalankan tugasnya dengan menjunjung tinggi integritas, transparansi, dan akuntabilitas. Namun, apa jadinya jika nilai-nilai ini ternoda oleh praktik-praktik tak etis?

Sekolah ternama, sekolah top, atau sekolah favorit, seringkali tergoda atau tergelincir pada praktik-praktik tak etik. Sekolah "top markotop" ini tak jarang berada dan terjebak di pusaran kontroversi, akibat dugaan praktik penyimpangan dalam penerimaan siswa baru (PPDB, penerimaan peserta didik baru).

Tulisan ini dibuat setelah mendengar obrolan dari para orang tua siswa, selain karena makin marak dan joroknya praktik tak etik dan koruptif di sekolah-sekolah. Penulis juga berharap, tulisan ini setidaknya bisa dijadikan bahan rujukan bagi para pengurus Komite Sekolah dan manajemen sekolah. Karena hal itulah, penulis kemudian tergerak menuliskan ini.

Bila akan melakukan semacam "reportase investigasi", saran penulis mulai saja dengan format sederhana. Misalnya dengan format Latar Belakang, Metode Investigasi, Temuan Utama, Analisis Risiko, Rekomendasi dan Penutup/Kesimpulan. Sekarang, mari kita bahas lebih lanjut.

Metode Investigasi

Pertanyaan yang seringkali dipertanyakan adalah bagaimana tim investasi ini bekerja?

Bila ada dugaan kuat penyimpangan, penyalahgunaan wewenang, atau praktik tak etik, tim investigasi biasanya melakukan serangkaian wawancara mendalam dengan berbagai pihak. Termasuk guru, komite sekolah, dan orang tua siswa. Selain itu, tim ini juga mengkaji dokumen-dokumen terkait dan melakukan observasi langsung selama proses PPDB berlangsung.

Temuan Utama

Dari banyaknya modus dan varian ikutan di proses PPDB yang sekarang ini berlangsung di sekolah, setidanya 3 temuan utama yang mengemuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun