Di tengah lautan kehidupan yang luas,
Jangan biarkan rakyat terjatuh dalam taruhan gelap.
Lilitan permainan mabuk, menggoda,
Menghisap kehidupan, membelenggu jiwa.
Ratusan triliun berputar dalam angka,
Namun hati-hati, itu hanyalah utopia palsu.
Kerugian yang tak terhingga, lebih dari sekadar saldo,
Menghancurkan mimpi dan harapan bersama.
Miskin dan lemah, terperangkap dalam jerat haram,
Judi dan kapitalis menyusup, menggerogoti tiap rongga kehidupan.
Para pelajar, buruh, petani, ibu rumah tangga, rakyat miskin
Tersesat dalam janji palsu kekayaan instan.
Dalam sunyi senja, mereka menangis dan meratap,
Terbenam dalam duka, kebencian, permusuhan, dan bencana tanpa ujung.
Permainan terlarang memiskinkan dan menyengsarakan,
Mengoyak ikatan suci, merenggut cinta dan kebahagiaan.
Oh, betapa sulitnya menghadapi hantu gelap ini,
Judi melintasi batas, bersembunyi di balik layar tak terlihat.
Pemerintah bertarung, namun masyarakat masih terhempas,
Di antara promosi menggiurkan dan tipuan yang mengganggu.
Tetapi ingatlah, larangan itu bukanlah hampa,
Bukan sekadar himbauan, melainkan panggilan tegas.
Allah menyuruh menjauhkan, karena kekotorannya nyata,
Mencampakkan perjudian, menjauhi jalan setan.
Perlindungan adalah panggilan, keadilan terpatri,
Di balik langit yang luas, Allah memberi tuntunan.
Bersikap tegas, teguh pada kebenaran,
Membangun dunia yang damai dan suci, melawan arus kegelapan.
Judi, itu haram yang tak terbela,
Ilahi melarang, jiwa tersesat terperangkap
Bangkit, kibarkan bendera perang, bersatu menolak,
Hancurkan dosa gelap, agar cahaya terang terkuak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H