"Dalam setiap ayat Al-Qur'an, terdapat cahaya untuk mengarahkan langkah kita. Puasa dan bacaan suci adalah teman setia yang membawa syafa'at di hari kiamat. Mari berusaha, karena di balik gelapnya dunia, Allah selalu menyediakan jalan menuju cahaya-Nya."
Di antara gemerlap dan kegelapan dunia, terdapat cahaya yang tak pernah redup. Cahaya yang memancar kuat dan lembut dari setiap ayat Al-Qur'an yang diwahyukan. Di sana, di dalam setiap deretan kata-kata indah yang tersusun rapi Al Qu'ran, terkandung keajaiban tak terhingga yang menggetarkan jiwa.
Dalam ribuan ayat di kitab suci itu, tersirat janji-janji penuh kasih dari Sang Pencipta. Janji yang mengalir bagai sungai terbening dari sumber kehidupan, mengalirkan harapan bagi setiap insan yang haus akan kebenaran, cinta dan kasih sayang Ilahi.
Namun, bukan hanya sekedar janji yang tersemat dalam huruf-huruf indah itu. Tapi, juga bukti akan kasih dan sayang-Nya yang tak berkesudahan.
Ketika seorang hamba menahan nafsunya dalam puasa, mendoakan dengan sujud di malam yang sunyi, maka datanglah syafa'at dari dua teman setia: Puasa dan Al-Qur'an.
Puasa berkata, "Ya Allah, hamba-Mu telah menahannya dari hawa nafsu di siang hari, izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya." Dan segera Al-Qur'an pun berseru, "Aku menahannya dari tidur di malam hari, izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya." Dua sahabat setia ini, diizinkan Allah untuk menjadi penengah bagi hamba-Nya yang mencintai puasa dan Al Qur'an sepenuh hati.
Maka, di saat-saat genting kiamat, ketika matahari menyengat dan langit terbelah, ketika manusia terjerat dalam kekacauan dan keputusasaan, datanglah syafa'at itu sebagai pelipur hati.
Siapa yang bisa bertahan saat matahari didekatkan pada manusia sejauh satu mil, dan manusia ada yang tenggelam dengan keringatnya? Juga, siapa yang mampu melihat saat ada manusia yang diseret dan berjalan dengan wajahnya? Sungguh, kejadian di padang mahsyar itu sangat lama, dimana satu hari di sana sama dengan seribu tahun di bumi.
Bila syafaat itu datang dari puasa dan Al Qur'an, sungguh itu sebuah anugerah dari Yang Maha Pengasih, untuk hamba-hamba yang tekun dalam ibadah dan pencarian Ilmu-Nya.
Namun, janganlah lupa, bahwa segala bentuk syafa'at itu hanya milik Allah semata. Tidak ada yang mampu memberikan syafa'at kecuali dengan izin-Nya. Hanya kepada-Nya lah kita meminta, hanya kepada-Nya kita berserah, dan hanya kepada-Nya kita berdoa.
Puasa dan Al-Qur'an, dua khazanah luhur yang diberikan Allah kepada umat manusia. Keduanya, bukan sekadar ritual ibadah, tapi juga jalan menuju syafa'at yang mulia di akhirat. Marilah, kita taat sepenuhnya dalam berpuasa dan mendalami Al-Qur'an, agar kita layak mendapatkan kebaikan dan syafa'at-Nya. Aamiin ya Allah ya robbal alamin.
Note:
Tulisan ini terinspirasi dari Al Baqarah 2: 255, An Nisa' 4: 85, Az Zumar 39: 44)