Kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan manusia yang harus diprioritaskan. Sementara Gen AI memiliki kemampuan untuk menghasilkan ide baru dengan efisien, menulis artikel, atau bahkan membuat music. Penting untuk dicatat bahwa kemampuan ini dibangun berdasarkan data yang AI tersebut latih.
Menurut Simon Luong, senior fellow di Oliver Wyman Forum, Generative AI tidak dapat menangkap nuansa kontekstual dan evaluasi etis yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam analisis. Kemampuan manusia untuk membuat lonjakan intuitif, menghubungkan ide yang berbeda, dan menciptakan solusi yang benar-benar baru, kurang dimiliki oleh Generative AI.
Keterampilan sosial akan menjadi lebih penting dari sebelumnya. Gen AI diperkirakan akan mengotomatisasi lebih banyak tugas "berorientasi rutin" yang sebelumnya menjadi bagian signifikan dari pekerjaan sehari-hari, meninggalkan karyawan dengan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas yang lebih berorientasi pada orang atau pengetahuan.
Keterampilan adaptabilitas serta keterampilan komunikasi efektif, juga menjadi sorotan utama karena kebutuhannya meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Secara keseluruhan, perusahaan memiliki tanggung jawab besar untuk melatih dan meningkatkan keterampilan kerja karyawan, terutama dalam mengadopsi alat AI baru. Namun, penelitian menegaskan bahwa keterampilan "berpusat pada manusia" seperti adaptabilitas, kreativitas, pengaruh sosial, dan rasa ingin tahu akan semakin vital bagi kompetisi di lanskap pekerjaan baru. Pada akhirnya, keterampilan "manusia" ini tidak dapat dengan mudah digantikan oleh Generative AI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H