Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mendobrak Kesadaran: "Dirty Vote" dalam Perspektif Risk Management

27 Februari 2024   21:33 Diperbarui: 27 Februari 2024   21:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi reformasi demokrasi | Image: ideogram

"Film ini bukan sekadar dokumenter; ia adalah panggilan untuk bertindak, menggugah nurani bangsa untuk menghadapi kebobrokan dalam politik."

Dalam sorotan sinematik yang menyilaukan, "Dirty Vote" muncul sebagai semangat reformasi yang menggetarkan jiwa. Sebuah manifestasi keberanian dan ketajaman analisis, film dokumenter ini telah menciptakan badai diskusi yang melanda negeri, menggoyahkan fondasi integritas demokrasi di Indonesia.

Sejak kemunculannya, arus penontonnya melaju tak terbendung. Dalam waktu hanya dua minggu, lebih dari dua puluh empat juta mata telah terpaku pada layar, mencermati setiap adegan dengan ketertarikan yang tak terbendung. Dari kanal YouTube resmi hingga channel para pemikir bebas, setiap sudut pandang mengalirkan energi yang menggelora, menandai era baru kesadaran politik.

Dibalut oleh para ahli hukum tata negara yang dihormati, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari, "Dirty Vote" bukanlah sekadar cerita biasa. Ia adalah panggilan untuk bertindak, sebuah panggilan yang menggugah nurani bangsa untuk menghadapi kebobrokan dalam politik. Film ini membawa kita melampaui sekadar kecurangan Pemilu 2024, melainkan mengurai dampaknya yang menggerus dasar-dasar demokrasi.

Bergabunglah dalam perjalanan penuh gairah ini, ketika kita menjelajahi kegelapan politik dan menemukan sinar harapan di tengahnya. "Dirty Vote" bukan hanya sebuah film; ia adalah suara bagi yang tak terdengar, panggilan bagi yang tak terhitung, dan pencerahan bagi yang buta akan realitas politik yang sebenarnya.

Dalam dua minggu pertama rilisnya, film ini telah ditonton oleh lebih dari 24 juta orang, dengan akun resmi di YouTube mencatat 9,747,935 views, disusul oleh 9,442,369 views dari akun PSHK Indonesia, 2,233,107 views dari akun Abraham Samad SPEAK UP, dan 2,944,978 views dari akun Refly Harun. Angka ini belum termasuk jumlah pemirsa dari video-video turunan yang membahas film ini dari berbagai perspektif.

Tanda Bahaya: Risiko dalam Demokrasi

Dalam kehidupan politik, ada risiko dan tantangan yang selalu mengintai. Namun, film "Dirty Vote" mampu menggugah kita dengan mengungkap risiko-risiko yang sering diabaikan dalam demokrasi. Dengan pendekatan risk management yang bijaksana, kita dapat mengidentifikasi dan menangani risiko-risiko ini untuk menjaga integritas dan keberlangsungan demokrasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang risiko-risiko politik, kita dapat membangun masa depan demokrasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Analisis Risiko dalam "Dirty Vote"

Dalam "Dirty Vote", film tersebut menghadirkan pandangan yang tajam terhadap kemungkinan kecurangan dan kejahatan dalam pemilihan umum. Melalui analisis mendalam dari para ahli hukum tata negara, film ini mengungkap bagaimana infrastruktur kekuasaan seringkali dimanfaatkan secara tidak etis demi kepentingan politik tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun