Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Waspadai Potensi Kecurangan dalam Quick Count dan Exit Poll

16 Februari 2024   16:41 Diperbarui: 16 Februari 2024   16:53 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilihan demokratis sudah sepatutnya dikawal dengan penuh integritas oleh semua pihak | Foto: iStockphoto/Abudzaky Suryana via Kompas

Motif Kecurangan dalam Quick Count atau Exit Poll

Quick count dan exit poll, meskipun bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang hasil pemilihan, rentan terhadap kecurangan yang didorong oleh berbagai motif. Berikut adalah beberapa motif yang mungkin melatarbelakangi kecurangan dalam quick count atau exit poll:

1. Kepentingan politik. Pihak-pihak tertentu mungkin memiliki kepentingan politik untuk mempengaruhi hasil quick count atau exit poll demi mendukung kandidat atau partai politik tertentu. Mereka mungkin ingin menciptakan kesan bahwa kandidat atau partai yang mereka dukung memiliki popularitas yang tinggi atau mendominasi dalam pemilihan.
2. Kepentingan finansial. Ada kemungkinan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam proses quick count atau exit poll memiliki kepentingan finansial untuk memanipulasi hasil. Mereka mungkin menerima imbalan atau pembayaran dari pihak-pihak yang ingin memengaruhi hasil pemilu.
3. Pemenuhan ekspektasi atau target. Beberapa lembaga survei atau penyelenggara quick count mungkin merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi atau target tertentu dari klien mereka, seperti partai politik atau kandidat. Hal ini dapat mendorong mereka untuk memanipulasi hasil agar sesuai dengan harapan klien mereka.
4. Kekhawatiran akan pengaruh hasil. Pihak-pihak tertentu mungkin khawatir bahwa hasil quick count atau exit poll yang tidak menguntungkan dapat berdampak negatif pada hasil pemilihan sebenarnya. Mereka mungkin berusaha untuk mengubah atau memanipulasi hasil agar lebih menguntungkan bagi kandidat atau partai yang mereka dukung.

5. Keinginan untuk mempertahankan kekuasaan. Pihak-pihak yang sudah berkuasa atau memiliki kekuatan politik mungkin berusaha untuk mempertahankan kekuasaan mereka dengan cara memanipulasi hasil quick count atau exit poll untuk menciptakan kesan bahwa mereka masih populer di antara pemilih.
6. Ketidakpercayaan terhadap proses demokratis. Beberapa pihak mungkin memiliki ketidakpercayaan terhadap proses demokratis dan berusaha untuk memanipulasi hasil pemilihan untuk mencapai tujuan mereka, tanpa memedulikan kehendak atau pilihan sebenarnya dari pemilih.
7. Kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Ada pihak-pihak yang melihat kecurangan dalam quick count atau exit poll sebagai kesempatan untuk memperoleh keuntungan politik, finansial, atau kekuasaan di masa mendatang.

Ini hanya beberapa contoh motif yang mungkin melatarbelakangi kecurangan dalam quick count atau exit poll. Setiap situasi dapat memiliki kombinasi motif yang berbeda-beda, dan penting untuk melakukan investigasi mendalam untuk memahami alasan di balik tindakan tersebut.

Pengaruh Intimidasi, Intervensi, Represi, dan Kolusi pada Data Publikasi

Selain indikasi kecurangan dan motif yang mungkin melatarbelakangi manipulasi quick count atau exit poll, ada juga pengaruh dari intimidasi, intervensi, represi, dan kolusi yang dapat merusak integritas data publikasi.

Meskipun tim litbang atau penyelenggara quick count dan exit poll telah dikenal sebagai entitas yang cukup terpercaya dan kredibel dalam menyajikan data pemilihan, tidak dapat dipastikan bahwa hasil kerja mereka saat ini dilakukan dengan benar, jujur, dan profesional. Perubahan dinamika politik, tekanan eksternal, atau bahkan motif internal tertentu dapat mempengaruhi integritas proses mereka.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap kritis dan waspada terhadap hasil yang disajikan, serta untuk mendorong transparansi penuh dalam metodologi dan proses pengumpulan data. 

Hanya dengan melakukan pengawasan yang ketat dan mempertahankan standar profesionalisme yang tinggi, kita dapat memastikan bahwa hasil quick count dan exit poll dapat dipercaya sebagai representasi yang akurat dari kehendak pemilih.

Berikut adalah beberapa cara di mana hal itu dapat terjadi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun