Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mana yang Lebih Penting: Menjadi Pemimpin Perubahan atau Menjadi Pejuang Perubahan?

1 Februari 2024   08:31 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:32 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Konsistensi, integritas, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip yang mengarah pada keadilan dan kemajuan adalah kunci keberhasilan."

Mana yang yang lebih baik atau lebih penting: menjadi pemimpin perubahan atau menjadi pejuang perubahan ? Pertanyaan ini sempat melintas berkali-kali di pikiran, dengan sejumlah pertanyaan ikutan saat saya melihat kegaduhan para elit partai, pejabat, dan para aktivitis pada 3 bulan terakhir ini. Nah, saat saya berluang waktu, saya mencoba untuk memaknai ulang perbedaan keduanya.

Hasilnya, ternyata cukup menarik. Rasanya, sebagai seorang warga negara yang membutuhkan bangsawan dan yang merindukan negarawan ternama, kedua peran tersebut memiliki kepentingan dan relevansi masing-masing dalam konteks berbangsa dan bernegara. Mari kita bahas keduanya:

Menjadi Pemimpin Perubahan

Seorang pemimpin perubahan memiliki tanggung jawab untuk mengambil inisiatif dalam mengarahkan dan mendorong perubahan yang dibutuhkan dalam masyarakat atau negara. Pemimpin perubahan memiliki otoritas, pengaruh, dan kemampuan untuk merancang kebijakan, menggerakkan orang-orang, dan menciptakan kondisi yang mendukung transformasi positif.

Sebagai pemimpin perubahan, Anda dapat menggunakan kekuasaan dan akses sumber daya untuk mengimplementasikan perubahan yang Anda anggap penting bagi kemajuan bangsa dan negara.

Menjadi pemimpin perubahan adalah tugas yang menantang dan membutuhkan dedikasi serta ketekunan. Berikut beberapa tantangan yang sering dihadapi saat menjadi pemimpin perubahan:

1. Perlawanan dari pihak yang tidak setuju. Salah satu tantangan utama bagi seorang pemimpin perubahan adalah menghadapi perlawanan dari pihak-pihak yang tidak setuju dengan agenda perubahan yang diusulkan. Ini bisa mencakup kelompok-kelompok kepentingan yang memiliki kepentingan yang berlawanan atau orang-orang yang tidak ingin melihat perubahan terjadi karena alasan pribadi atau ideologis.

2. Ketidakpastian dan risiko. Perubahan seringkali melibatkan ketidakpastian dan risiko. Seorang pemimpin perubahan harus siap menghadapi ketidakpastian tentang hasil dari kebijakan atau tindakan yang diambil, serta memahami risiko-risiko yang terkait dengan perubahan tersebut.

3. Mengatasi inefisiensi dan hambatan dalam sistem. Birokrasi dan hambatan-hambatan dalam sistem dapat menghambat kemampuan seorang pemimpin perubahan untuk mengimplementasikan perubahan yang diinginkan. Ini bisa mencakup prosedur-prosedur yang rumit, kebijakan yang sudah ada, atau keengganan dari bagian-bagian dalam organisasi untuk berubah.

4. Menjaga dukungan dan motivasi. Penting bagi seorang pemimpin perubahan untuk terus menjaga dukungan dan motivasi dari anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya. Memastikan bahwa semua pihak tetap fokus dan terlibat dalam proses perubahan bisa menjadi tantangan, terutama saat menghadapi hambatan dan kemunduran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun