"Ketika kita membebani diri dengan utang demi gaya hidup yang tinggi, sejatinya kita menangguhkan kemakmuran hidup kita sendiri."
Dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang, marilah kita renungkan bersama tentang bahaya dan tabiat buruk yang melibatkan utang dalam kehidupan kita. Sebagai warga yang prihatin melihat banyaknya orang yang terlilit utang, saya ingin mengajak kita untuk merenung lebih dalam tentang perilaku hidup yang berpotensi membawa kita kepada bencana finansial dan moral.
Pertama-tama, perlu kita sadari bahwa utang bukanlah jalan keluar yang benar apabila digunakan untuk memenuhi gaya hidup yang melebihi kemampuan kita. Bila ada orang yang membebani dirinya dengan utang untuk menampakkan kemewahan yang bukan miliknya, bisa jadi ia sedang menangguhkan kemakmuran hidupnya sendiri. Oleh karena itu, hendaklah kita merenung, apakah gaya hidup yang kita pertahankan sepadan dengan rezeki yang Allah anugerahkan kepada kita.
Gengsi dan kebodohan seringkali menjadi penyebab seseorang terjerumus dalam utang. Kita perlu melepaskan diri dari budaya yang mendorong kita untuk hidup di luar batas kemampuan finansial. Sebagai manusia, kita perlu merendahkan hati dan menghargai setiap rezeki yang diberikan oleh Allah. Sebaliknya, ketika kita mempertahankan gengsi yang tidak sesuai dengan keadaan ekonomi kita, kita hanya membuka pintu bagi masalah dan kesusahan.
Kebodohan juga dapat mendorong seseorang untuk berutang tanpa pertimbangan yang matang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai manajemen keuangan. Islam memberikan petunjuk yang jelas mengenai kebijaksanaan dalam pengelolaan harta dan utang. Sungguh, kekayaan dan harta yang baik adalah yang menghindarkan pemiliknya dari berutang. Karena dengan utang akan terbuka keleluasaan dan kita bisa hidup dengan lapang.
Dengan meninggalkan kebiasaan berutang dan mengadopsi hidup sederhana, kita dapat mencapai kebahagiaan, keberhasilan, dan kedamaian sejati. Kita perlu merenung tentang nilai-nilai yang sejati dan menghindari perilaku hidup yang berpotensi merugikan finansial dan moral kita.
Mari kita tinggalkan kebiasaan buruk ini dan bergerak menuju kehidupan yang lebih bermakna dan berarti. Kita dapat mencapai keberhasilan, kebahagiaan, dan kedamaian sejati dengan hidup sederhana, penuh rasa syukur, dan menjauhi perilaku boros yang hanya akan membawa kita kepada kepahitan dan beban berat.
Bersama-sama, mari kita menjauhi utang dan merangkul kehidupan sederhana. Dengan kebijaksanaan dan rasa syukur, kita akan menemukan jalan menuju kebahagiaan yang hakiki.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk menghindari bahaya utang dan menjadikan kita hamba yang bijaksana dalam mengelola rezeki yang telah diberikan-Nya. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H