Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Mendalam Seorang Ayah untuk Pemilihan Pemimpin yang Sejati

7 Januari 2024   06:03 Diperbarui: 7 Januari 2024   07:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasihat bijak seorang ayah untuk anaknya yang tercinta | Foto: pexels.com/Any Lane

Pemilihan pemimpin bukan hanya tentang kata-kata di debat, tapi sejauh mana mereka membawa perubahan nyata. Pilih dengan hati dan bijak, anakku.”

Anakku yang tercinta,

Hari ini, ayah ingin berbicara padamu tentang tanggung jawab besar yang akan kau hadapi: pemilihan calon pemimpin untuk negeri ini. Ingatlah, pemilihan ini bukanlah semata-mata tontonan debat atau sekadar penampilan di hadapan publik. Sebagai pemilih bijak, kau harus melihat jauh lebih dalam dari ilusi yang mungkin muncul di atas panggung debat.

Sebagai pemilih bijak, kau tak boleh terjebak dalam pesona kata-kata manis yang terdengar di atas panggung. Rekam jejak, kedewasaan di bawah tekanan, dan konsistensi kebijakan harus menjadi pedomanmu. Kau tak bisa memilih berdasarkan tampilan saja, tetapi harus menggali lebih dalam, melihat sejauh mana calon itu mampu membawa perubahan positif.

Sebuah pemilihan pemimpin tidak boleh direduksi menjadi sekadar penampilan di debat publik. Ingatlah, tampilan publik hanya sebagian kecil dari gambaran utuh kepemimpinan. Kau harus menilai calon pemimpin bukan hanya dari kemampuan berbicara di depan umum, melainkan dari seberapa baik mereka menghadapi tantangan riil dan memimpin dengan integritas.

Sebelum kau membuat keputusan, lakukan penelitian cermat dan dapatkan informasi dari sumber yang terpercaya. Ini bukan hanya tentang kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga tentang dampak nyata yang dapat dicapai oleh calon dalam menghadapi kompleksitas pemerintahan.

Debat publik, uji akademik di kampus, partisipasi dalam forum internasional, siap menjawab pertanyaan tajam di TV swasta nasional—semua itu hanya sebagian kecil dari evaluasi yang perlu kau lakukan. Pemimpin yang bijak dan bertanggung jawab harus memiliki rekam jejak kepemimpinan yang solid, pemahaman mendalam terhadap isu-isu kritis, dan integritas yang tidak tergoyahkan.

Kau harus melihat lebih dalam pada pengalaman kepemimpinan calon, mengevaluasi pendidikan dan kualifikasinya, dan memastikan bahwa mereka memiliki reputasi dan integritas yang tidak tercela. Keterlibatan dalam masyarakat dan sikap kedewasaan juga harus menjadi pertimbanganmu.

Ingatlah, pemilihan ini bukan hanya tentang memilih seseorang berdasarkan afiliasi partai atau popularitas. Ini tentang memilih pemimpin yang memiliki visi, kualitas kepemimpinan, dan integritas yang dibutuhkan untuk membimbing negeri ini ke arah yang lebih baik.

Anakku, dalam memilih, jadilah pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab. Evaluasilah calon pemimpin secara holistik, melihat seluruh aspek yang mencerminkan kemampuan dan karakter mereka. Pemilihan pemimpin adalah tanggung jawab bersama kita, dan dengan pandangan yang tajam dan hati nurani yang jernih, kita dapat membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun