Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pentingnya Meningkatkan Serapan Anggaran Daerah (APBD) di Indonesia

28 Juli 2023   21:01 Diperbarui: 30 Juli 2023   07:22 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serapan APBD masih rendah. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

"Serapan APBD yang tinggi bukan hanya tentang angka, tapi kualitas hidup masyarakat yang meningkat dan keberlanjutan pembangunan." @agungmsg

Indonesia telah lama menghadapi tantangan serius dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang rendah. Data terbaru menunjukkan bahwa serapan APBD masih mengalami masalah serius hingga pertengahan tahun 2023.

Tingkat realisasi pendapatan hanya mencapai 43,21 persen dan belanja daerah hanya mencapai 35,41 persen, dengan anggaran tertunda senilai Rp 250 triliun.

Dampak dari rendahnya serapan APBD sangat terasa pada pembangunan dan pelayanan publik. Program pembangunan terhambat, infrastruktur dan layanan publik tidak optimal. Meningkatkan serapan APBD penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pentingnya serapan APBD tidak bisa diremehkan, karena APBD menjadi sumber utama pendanaan pembangunan dan pelayanan publik. Ketika serapan APBD rendah, masyarakat merasakan dampaknya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah harus mengatasi kendala rendahnya serapan APBD dengan solusi komprehensif dari aspek kebijakan publik dan manajemen risiko.

Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh Rendahnya Serapan APBD

Rendahnya serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Indonesia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal, kendala utama adalah realisasi pendapatan dan belanja yang rendah. 

Kurangnya kemampuan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan pendapatan menyebabkan terbatasnya sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat. Proses administrasi yang tidak efisien juga menghambat penyerapan anggaran dengan baik.

Faktor eksternal yang berpengaruh adalah adanya bencana alam dan Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Kasus korupsi yang melibatkan pejabat daerah mengganggu kinerja pemerintahan dan pengelolaan anggaran, mengakibatkan ketidakstabilan politik dan penurunan kepercayaan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun