Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Organisasi Pembelajar: Kunci Keberhasilan Perusahaan di Era Disrupsi

23 Juli 2023   14:54 Diperbarui: 23 Juli 2023   14:57 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat perusahaan-perusahaan lain rontok karena pandemi dan multi disrupsi, organisasi pembelajar tetap eksis & bertumbuh | Foto : Firman IPMI

Menuju Organisasi Pembelajar Unggul: 10 Strategi CEO Menghadapi Era Perubahan dan Multi-Disruptif

Cara cepat dan efektif untuk mewujudkan organisasi pembelajar, biasanya para CEO dunia mengarahkan organisasi dan perusahaannya pada konsep Corporate University. Namun, secara taktis biasanya para CEO terkemuka di dunia, berfokus pada bagaimana mewujudkan organisasi pembelajar di era perubahan dan multi-disruptif. Pilihannya cukup banyak, namun kita dapat mengambil langkah-langkah strategis berikut ini.

  • 1. Budaya Pembelajaran yang Kuat. Pastikan bahwa budaya organisasi mendukung pembelajaran dan inovasi. Selalu dorong karyawan untuk terus belajar, berbagi pengetahuan, dan tidak takut untuk mencoba hal-hal baru. Selain itu, perhatikan bahwa kesalahan dianggap sebagai kesempatan untuk belajar dan meningkat, bukan sebagai sesuatu yang dihukum.
  • 2. Komitmen Pemimpin untuk Pembelajaran. Jadikan diri Anda dan seluruh jajaran kepemimpinan sebagai contoh teladan dalam hal belajar dan perkembangan pribadi. Dengan memiliki pemimpin yang terus-menerus mencari pembelajaran, karyawan juga akan merasa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.
  • 3. Investasi dalam Pelatihan dan Pengembangan. Selain corporate university, alokasikan anggaran dan sumber daya yang cukup untuk pelatihan dan pengembangan karyawan. Bekerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan, serta memanfaatkan platform online yang memberikan akses ke berbagai kursus dan materi pembelajaran.
  • 4. Program Mentoring dan Coaching. Bentuk program mentoring dan coaching untuk memfasilitasi transfer pengetahuan antara karyawan senior dan junior. Dengan cara ini, karyawan baru dapat belajar dari pengalaman orang-orang yang lebih berpengalaman.
  • 5. Mendorong Pembelajaran Antar-Fungsional. Dorong karyawan untuk belajar dari berbagai departemen dan fungsi dalam organisasi. Ini dapat membantu meningkatkan kolaborasi dan pemahaman menyeluruh tentang operasi perusahaan.
  • 6. Penggunaan Teknologi dan Analitik. Manfaatkan teknologi dan analitik untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan. Gunakan data untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan, mengukur efektivitas program pembelajaran, dan memahami tren dalam pembelajaran di organisasi.
  • 7. Komitmen terhadap Inovasi. Dorong karyawan untuk berpikir kreatif dan mencari cara-cara baru untuk meningkatkan proses kerja. Beri mereka ruang untuk berinovasi dan eksperimen, bahkan jika itu berarti menghadapi kegagalan sesekali.
  • 8. Kolaborasi dengan Ekosistem Eksternal. Jalin kemitraan dengan institusi pendidikan, start-up, dan organisasi lain yang bergerak di bidang yang relevan. Kolaborasi semacam ini dapat memberikan akses ke pengetahuan dan pemikiran baru dari berbagai sumber.
  • 9. Pengakuan dan Penghargaan. Hargai usaha karyawan dalam upaya pembelajaran dan perkembangan pribadi. Berikan pengakuan dan penghargaan untuk mereka yang berhasil mencapai pencapaian tertentu dalam hal pembelajaran dan inovasi.
  • 10. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan. Lakukan evaluasi rutin terhadap program pembelajaran dan inisiatif pengembangan lainnya. Identifikasi area di mana perlu dilakukan perbaikan dan terus tingkatkan strategi pembelajaran organisasi secara berkelanjutan.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini, Anda dapat menciptakan organisasi yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan perubahan dan multi-disruptif di era modern ini. Selain itu, karyawan yang termotivasi untuk belajar dan berkembang akan membantu organisasi mencapai kesuksesan jangka panjang.

Diringas lebih sederhana, kesimpulannya bahwa organisasi pembelajar adalah kunci sukses perusahaan di era disrupsi. Dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi, perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dan menghadapi tantangan dengan lebih baik. Studi kasus perusahaan-perusahaan terkemuka, seperti Google dan Microsoft, memberikan inspirasi untuk memperkuat budaya pembelajaran dan investasi dalam pengembangan karyawan. Dengan demikian, organisasi pembelajar dapat mencapai kesuksesan jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun