2. Contoh Penerapan Risk-Based Budgeting pada Lembaga Negara/Pemerintah:
a. Identifikasi risiko-risiko terkait layanan publik, seperti keamanan masyarakat atau keuangan.
b. Evaluasi dampak finansial dan sosial dari risiko-risiko tersebut, termasuk biaya pemulihan dan kerugian bagi masyarakat.
c. Penentuan prioritas anggaran untuk mengatasi risiko yang signifikan, seperti investasi dalam infrastruktur yang tahan gempa.
d. Monitoring dan penyesuaian anggaran sesuai perubahan risiko, seperti melalui evaluasi program.
3. Contoh Penerapan Risk-Based Budgeting pada Yayasan/Non-profit:
a. Identifikasi risiko-risiko terkait pendanaan, reputasi, atau ketergantungan pada sumbangan.
b. Evaluasi dampak finansial dan sosial dari risiko-risiko tersebut, termasuk penurunan pendanaan dan pengaruh terhadap program bantuan.
c. Penentuan prioritas anggaran untuk mengatasi risiko yang signifikan, seperti diversifikasi sumber pendanaan.
d. Monitoring dan penyesuaian anggaran sesuai perubahan risiko, seperti melalui evaluasi program.
Studi McKinsey & Company pada tahun 2021 menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan Risk-Based Budgeting secara efektif mencapai peningkatan produktivitas sebesar 8-10% dan penurunan biaya operasional hingga 15% dalam waktu dua tahun. Kesadaran akan pentingnya pengelolaan risiko dalam anggaran juga meningkat, terutama setelah krisis keuangan global dan pandemi COVID-19. Risk-Based Budgeting membantu organisasi merespons perubahan bisnis yang cepat dan kompleks.
Laporan dari World Economic Forum (WEF) 2022 menyatakan bahwa implementasi Risk-Based Budgeting semakin penting dalam menghadapi risiko perubahan iklim, teknologi, dan geopolitik. Sementara itu, menurut laporan Deloitte 2023, perusahaan global semakin menyadari pentingnya Risk-Based Budgeting dalam menghadapi risiko yang kompleks. Perusahaan yang mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam anggaran mencapai kinerja keuangan yang lebih baik.
Risk-Based Budgeting menurut Risk Management Association tahun 2022, juga memperkuat reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan. Mengelola risiko dengan serius dan terintegrasi meningkatkan citra dan kepercayaan organisasi.
Kesimpulan
Risk-Based Budgeting adalah pendekatan kuat dalam mengelola risiko melalui anggaran, yang memberikan manfaat yang signifikan dalam pengelolaan risiko yang lebih efektif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Studi kasus pada berbagai jenis organisasi menunjukkan bahwa penerapan Risk-Based Budgeting dapat menghasilkan hasil yang positif.
Dalam pendekatan ini, organisasi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana untuk mengelola risiko. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan persiapan proaktif menjadi kunci keberhasilan. Dengan Risk-Based Budgeting, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meminimalkan risiko keuangan, dan mencapai tujuan jangka panjang.
Penting bagi organisasi untuk memahami dan menerapkan Risk-Based Budgeting dalam menghadapi dunia yang kompleks dan terus berubah. Pendekatan ini membantu organisasi menghadapi risiko di masa depan dengan lebih baik, merespons perubahan lingkungan, serta mencapai keberhasilan dan keberlanjutan jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H