Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa, Pemimpin Adil, dan Perubahan: Menuju Negeri yang Gemah Ripah Loh Jinawi

18 Juli 2023   06:09 Diperbarui: 18 Juli 2023   18:46 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kepemimpinan yang adil memancarkan kebaikan dan membawa perubahan yang besar dalam dunia. Tak saja untuk negeri, namun juga untuk peradaban dunia"

Di ujung jalan yang terhampar luas, di negeri yang memancarkan cahaya kemuliaan, terbentanglah cita-cita sebuah impian. Impian yang menjadikan jiwa kita bergetar dalam unison, menghela nafas panjang dengan harapan akan hadirnya pemimpin yang sejati. Dalam kesunyian dan kerinduan yang membara, kita bersimpuh memanjatkan doa agar sang pemimpin muncul. Pemimpin yang membawa angin perubahan yang merentangkan sayapnya ke seluruh penjuru negeri. Indonesia Baru yang suci, gagah dan berani.

Dalam kisah ini, pemimpin yang kita dambakan adalah sosok yang mendaraskan janji amanah dalam setiap langkahnya. Ia melambangkan kecerdasan yang terpancar jelas dalam pemikiran dan tindakan. Dalam hatinya terukir kesucian jiwa yang murni, tak tercela oleh nafsu dunia yang sering menghanyutkan. Kejujurannya menjelma sebagai sinar yang menerangi kegelapan, membawa kebenaran yang tak bisa terbantahkan.

Namun, di ujung kisah ini, terdapat dua jalan yang saling berseberangan. Di satu sisi, terhampar pemimpin yang menjunjung tinggi kebaikan, mengawal kebenaran, dan memuliakan keadilan. Ia menjadi pelita bagi negeri yang mulia, mengilhami penduduknya untuk berbuat baik dan menggapai kesempurnaan. Di belahan dunia sana, mereka berebut mengundangnya untuk berbagi visi dan pencerahan. Memberinya bunga dan penghargaan yang dicatat oleh tinta emas dalam sejarah peradaban dan kemuliaan.

Di sisi lain, ada pemimpin yang terjerumus dalam pusaran kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Ia terpedaya oleh ketololan dan mengubur kebenaran dalam kedalaman hati yang gelap. Dengan licik dan dusta, ia menjalani hidup yang sia-sia. Tebar pesona dan janji-janji adalah senjatanya.

Kita bermimpi adanya negeri impian, negeri yang layak disebut "Baldatun Thoyibatun Warobbun Ghofur", negeri yang diridai oleh Tuhan Yang Maha Pengampun. Dalam keberkahan yang melimpah, negeri ini menghimpun segala keindahan alam dan perilaku mulia dari tiap warganya. Negeri ini tumbuh dengan penuh harmoni, menjalin keseimbangan indah antara dunia dan akhirat. Penduduknya hidup dalam kesejukan batin, senantiasa merenung dan bertaubat, mengharapkan ampunan Ilahi.

Namun, dalam keindahan yang tercermin, janganlah kita lupa. Negeri ini adalah karya monumental dari keikhlasan ibadah kepada Allah. Ia berdiri teguh dengan keutamaan akhlak, amanah yang terpatri dalam jiwa rakyatnya. Pemimpinnya bukanlah sekadar gelar yang dijunjung, melainkan panggilan suci untuk mengabdi dengan tulus. Tak ada manipulasi, tak ada kata-kata manis belaka, tak ada sandiwara semu, dan tak ada kepalsuan dalam tubuh negara ini. Ia terbebas dari belenggu korupsi, suap-menyuap, dan pengkhianatan.

Dalam landasan ini, terbangunlah impian kita. Impian akan negeri yang terwujud dalam realita, negeri yang disulam oleh pemimpin yang berjiwa suci dan hamba yang taat. Melalui kebijaksanaan dan keadilan, ia menjalin harmoni di antara rakyatnya, menatap masa depan dengan penuh keyakinan. Pemimpin yang kita idamkan adalah pemimpin yang tidak sekadar menggenggam kekuasaan, melainkan membuka peluang untuk kebaikan bersama. Tak hanya untuk negeri ini, tapi untuk dunia, kebaikan umat manusia, dan keridaan-Nya.

Terlepas dari hiruk-pikuk dunia yang seringkali mengaburkan visi kita, mari kita bersatu dalam doa dan perjuangan. Mari kita jadikan impian ini sebagai nyata, dengan memupuk nilai-nilai mulia dalam diri kita sendiri. Dan saat sang pemimpin muncul, kita siap menyongsongnya dengan penuh harapan, mengikuti jejaknya menuju negeri yang gemah ripah loh jinawi, negeri yang penuh berkah dan rahmat.

Kekuatan Doa dalam Kepemimpinan: Menjadi Pemimpin Adil dalam Menerangi Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun