Bukalah sejarah, data, dan karya-karya para prestasiwan Indonesia. Berikan kesempatan, doa, dan dukungan kepada mereka. Kolaborasi adalah kunci. Integrity adalah harga mati.
Sumber daya alam adalah anugrah, bukan untuk dijual murah demi hawa nafsu yang menggoda. Jika kita mengelola sumber daya alam dengan baik, benar, cerdas, dan berkelanjutan untuk kepentingan semua, maka rahmat dan perlindungan akan turun dengan sendirinya. Sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan perilaku penduduknya, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
Mari kita bangun negeri ini dengan niat baik. Dengan integritas, kesungguhan, dan keseriusan. Dengan kerja keras, dedikasi penuh, kolaborasi, dan kecerdasan. Jauhkanlah kita dari penjualan sumber daya alam dan jeratan utang yang semakin dalam. Jadilah satria sejati yang mandiri dan merdeka, yang mencintai negeri, pasukan dan rakyatnya.
Karena itulah, mari kita bersatu, menyamakan vibrasi hati, dan bergandeng tangan. Jadilah prestasiawan. Jadilah prestasiawan, jadilah negarawan, dan jadilah bangsawan. Jadilah juara dan pembawa prestasi. Tinggalkan pecundang dan mereka yang suka berbasa-basi. Saatnya kita bangkit dan bergerak maju sejajar, menuju kemajuan yang sama dan berkeadilan. Pilihlah yang terbaik. Orang-orang dan pihak-pihak yang membawa aura positif, kebaikan, dan yang benar sejak awal, yang berkontribusi dan mampu mengubah keadaan. Kita semua ingin perubahan nyata menuju kebaikan dan kesejahteraan yang mengharumkan bunga, dan memfitrikan jiwa. Juga mempesonakan desiran nyiur melambai, dan bersama bertepuk tangan dengan bahagia yang membahana. Lalu, bersujud syukur karena kelimpahan dan keberlimpahan-Nya.
Namun, kita juga perlu waspada dan bahkan takut jika gaya iri-dendam ini diturunkan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, budaya ketidakadilan dan arogansi kekuasaan harus dihentikan dan digantikan. Pembohong tak pantas menjadi panutan, karena janji-janji yang diingkari sudah terlalu banyak dan berlebihan.
Sekaranglah saatnya kita bersama-sama merangkai lima sila dengan damai. Jangan menyanyikan lagu yang mempesona dengan suara serak dan kebohongan. Janganlah merasa malu untuk mengakui prestasi orang lain atau pihak lain hanya karena iri dan dengki. Sambutlah dengan ucapan selamat dan dukungan sepenuh hati. Lalu, berlomba-lombalah dengan karya, ide, konsep, dan prestasi. Karena kebodohan mudah terlihat, sebagaimana prestasi yang indah juga akan terus dikenang.
Allah Maha Menghitung, Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan. Biarkan Allah Yang Maha Menggenggam Segala Kebaikan yang akan membalasnya dengan kebaikan, kesejahteraan, dan keberlimpahan. Hanya kepada-Nya kita mengabdi, dan hanya kepada-Nya kita kembali.
Salam hangat dari hati,
Anak Pecinta Negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H