"Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur." [QS. An-Nahl (16) : 78 ]
Di dalam kegelapan yang sunyi, seorang ibu melahirkan kita ke dunia ini. Dalam detik-detik pertama kehidupan kita, kita tidak mengetahui apapun. Tak berdaya kita, seperti sehelai daun yang terombang-ambing di angin. Namun, Allah dengan rahmat-Nya, memberikan kita pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kita bisa bersyukur.
Begitu pentingnya ilmu agama dalam menghilangkan ketidaktahuan kita. Melalui ilmu, kita akan selalu berusaha berada di jalan yang benar dan menjauh dari jalan yang menyesatkan. Tak heran melihat ibu-ibu, dengan tekun dan semangat, datang ke pengajian. Mereka menyadari bahwa belajar adalah upaya untuk mengangkat kejahilan dalam diri mereka. Namun, mereka tidak melupakan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Mereka justru berusaha menjadikan anak-anak mereka lebih baik dan shalih.
Pentingnya ilmu yang bermanfaat terpancar dari setiap langkah perjalanan hidup kita. Ilmu yang tidak bermanfaat seharusnya dihindari, sebab pengetahuan yang berguna adalah yang mendekatkan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ilmu hanya berharga ketika diaplikasikan dalam kehidupan kita dan menjelma menjadi iman yang teguh.
Namun, dalam perjalanan hidup ini, terdapat dua sosok yang tak ternilai harganya: ibu dan bibi. Berbakti kepada ibu adalah kunci taubat. Dalam agama, berbakti kepada ibu adalah perbuatan mulia yang dapat menghapus dosa-dosa besar. Allah sendiri menyebutkan pahala besar yang terkandung dalam berbakti kepada ibu. Setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan kepada ibu merupakan bentuk keberkahan dan kunci menuju taubat yang sempurna.
Berbakti Kepada Ibu Adalah Panggilan Suci Yang Membuka Pintu Keberkahan Dalam Hidup Kita
Tak hanya kepada ibu, berbakti kepada orang tua juga memiliki kekuatan luar biasa dalam menghapus dosa-dosa besar. Kedua orang tua kita adalah sumber kasih sayang, pengorbanan, dan cinta tanpa batas. Dengan berbakti kepada mereka, kita memberikan penghormatan yang seharusnya mereka terima. Mereka adalah kunci taubat yang membuka pintu keampunan Allah.
Mari kita renungkan, betapa pentingnya berbakti kepada ibu dan bibi, karena tante atau bibi juga termasuk kerabat terdekat. Dalam pergaulan sehari-hari, janganlah hanya menuntut hak kita semata, tetapi juga berusaha untuk berbakti kepada orang-orang terdekat dalam hidup kita. Perbanyaklah istighfar dan tobat seumur hidup, serta perjuangkan hal-hal yang bernilai dalam hidup ini.
Jadilah manusia yang tidak hanya terfokus pada kepentingan pribadi, tetapi juga mampu melihat dan merespons kebutuhan orang lain. Dalam berbakti kepada orang tua, keluarga, dan sesama manusia, kita menggapai kedamaian dan berbagi kebahagiaan dengan mereka. Dengan tulus dan ikhlas, kita menjalankan tugas mulia ini, menunjukkan bahwa kehidupan ini memiliki arti yang dalam dan berharga.
Ingatlah, bahwa berbakti kepada ibu, bibi, dan keluarga terdekat adalah panggilan suci. Namun, janganlah kita melupakan panggilan kemanusiaan yang lebih luas. Berbakti kepada sesama manusia, terutama dengan memberikan makanan, adalah pilar dalam kehidupan kita yang menghantarkan kita kepada kasih sayang dan keberkahan. Jadilah manusia yang tidak hanya peduli pada diri sendiri, tetapi juga pada orang-orang di sekitar kita.