Di mana kau berpijak, di situ kau berdiri unik
Namun apakah kau tahu betapa buta hatimu?
Bila kritik datang, langsung teriak tak setuju
Padahal justru itulah yang membuatmu terdidik
Kau katakan anti kritik, tapi sungguh terasa naif
Sebab kritik justru membentuk karaktermu menjadi kuat
Dengan kritik kita bisa tumbuh, tanpa ada kebimbangan
Namun engkau memilih diam, dan tindakan yang mengganggu : munafik !
Saat kau merasa tak ingin dikritik, bukan berarti tak perlu
Sebab kritik adalah bagian dari siklus belajar yang tak terelakkan
Bukan berarti harus selalu menerima, namun jangan terlalu kaku
Karena kritik juga bisa memberi arah yang lebih baik
Dalam hening malam, kau tersadar betapa rapuhnya dirimu
Saat kritik datang, jangan terburu-buru melawan
Tetapi duduk, renungkan, dan belajar untuk memahami
Sebab kritik itu bisa membidik, menuju ke arah yang terang, jernih dan apik
Kritik itu selayaknya obat yang pahit
Menghancurkan ego yang terlalu lekat melilit
Tapi janganlah kau mengabaikannya
Kritik itu kadang membuatmu berkembang baik
Janganlah kau takut menerima kritik
Bukannya ingin menjatuhkanmu dengan mudah dan mencabik
Tapi agar kau bisa melangkah lebih jauh ke pasifik
Dan tak terjebak dalam kesalahan yang sama tak heroik
Anti kritik itu tak baik, juga tak asik
Jangan jadikan ego sebagai tameng utama, sembunyi di balik bilik
Belajarlah menerima dan menghargai kritik
Agar suara dalam dirimu bisa berkumandang merdeka dan ciamik
Jangan takut kritik, jangan pula menolaknya dengan keras menghardik
Karena kritik akan membuatmu terbuka mata hati dan terdidik
Dalam perjalanan panjang hidup, kritik menjadi guru yang bijak
Maka jangan anti kritik, tapi berlapanglah, dan hadapilah dengan arif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H