Ramadan, bulan yang mulia
Saat menyapa hati menimbang rasa
Mengetuk batin, merenung diri
Introspeksi menjadi bagian penting
Jiwa yang halus, nalar yang jernih
Kesucian nurani menjadi keutamaan
Kata-kata terucap indah dan lembut
Menghaluskan jiwa, menenangkan hati yang gundah
Perilaku yang baik, kesantunan terjaga
Sayang pada yang lebih muda, hormat pada yang lebih tua
Tak lupa memuliakan hati yang penuh kasih
Menyederhanakan sikap, menjadi sosok yang bersahaja
Insting menjadi hal yang penting
Feeling menjadi terasah dan tertata
Firasat menjadi semakin tajam
Naluri memutih, hati semakin suci
Diri yang rendah hati, tunduk pada Yang Maha Kuasa
Intuisi menjadi terang, nurani semakin bersih
Emosi terkendali, inspirasi terpancar
Ramadan, waktu terbaik untuk menundukkan diri pada Sang Pencipta.
Catatan yang nyaris tertinggal : Puasa di bulan Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang introspeksi, mengasah nalar, meningkatkan kebaikan, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Semoga puisi yang sederhana ini memotivasi pembaca untuk merenungi makna puasa. Juga mencari pelajaran berharga yang dapat diambil dari bulan Ramadan yang mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H