Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sustainable Development: Membangun Kesadaran Islami yang Berkelanjutan untuk Menghadapi Tantangan Abad 21

27 Maret 2023   15:04 Diperbarui: 27 Maret 2023   15:11 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesadaran Islami umat Islam untuk menghadapi tantangan masa depan harus dibangun sejak dini, sistematis & berkelanjutan | Foto : fajar.co.id

Kehidupan Islami adalah cara hidup yang didasarkan pada ajaran Islam. Yaitu meliputi segala aspek kehidupan, baik dalam hal kepercayaan atau keyakinan, akhlak, tata cara beribadah, pergaulan sosial, hingga masalah ekonomi dan politik.

Secara umum, kehidupan Islami mengajarkan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan kesadaran bahwa Allah itu ada. Allah itu Maha Menyaksikan, senantiasa hadir dan memantau setiap perbuatan manusia. Oleh karena itu, setiap tindakan harus dilakukan dengan baik dan benar sejak awal. Senafas dengan rida-Nya, dan dengan memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dianjurkan dalam ajaran Islam.

Dalam kehidupan Islami, ibadah juga menjadi bagian penting. Ibadah di sini tidak hanya mencakup sholat lima waktu, tetapi juga meliputi puasa, zakat, dan haji. Selain itu, kehidupan Islami juga mengajarkan pentingnya berbuat baik kepada sesame. Membantu yang membutuhkan, serta menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dalam hal pergaulan sosial, kehidupan Islami mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesame. Berbicara dengan sopan, santun, penuh adab, respek, dan menghormati kebutuhan dan kemampuan orang lain. Selain itu, Islam juga mengajarkan untuk menghargai perbedaan. Namun juga memperlakukan semua orang dengan sama, tanpa pandang bulu terhadap suku, ras, atau agama. Mereka adalah makhluk Tuhan yang unik, berbeda, dan punya preferensi yang berbeda-beda.

Dalam masalah ekonomi dan politik, kehidupan Islami juga memiliki prinsip-prinsip yang dapat dijadikan pedoman dalam berbisnis dan berpolitik. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah kejujuran, transparansi, adil, memegang amanah, dan tidak merugikan orang lain.

Secara keseluruhan, kehidupan Islami adalah cara hidup yang mencakup segala aspek kehidupan dan didasarkan pada ajaran Islam yang mengajarkan nilai-nilai moral, etika, serta menjaga hubungan baik dengan sesama.

Mengatasi Masalah Kurangnya Pemahaman dan Pengaruh Negatif dalam Membangun Kesadaran Umat Islam untuk Hidup Islami

Masalah utama dalam membangun kesadaran umat Islam agar dapat melanjutkan kehidupan Islami itu ada tiga. Pertama, kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang ajaran Islam. Kedua, pengaruh negatif dari budaya dan lingkungan sekitar. Ketiga, tidak fokus dan konsistennya sebuah program pengembangan umat dijalankan.

Beberapa faktor yang dapat menjadi hambatan dalam membangun kesadaran tersebut antara lain:

1. Kurangnya pemahaman tentang ajaran Islam. Banyak umat Islam yang hanya memahami ajaran Islam secara permukaan. Juga tidak memahami dengan benar makna serta implikasi dari ajaran tersebut. Hal ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun