Sikap narsistik, pamer, hedonistik, dan cinta dunia adalah perilaku yang sering ditemukan pada manusia modern. Khususnya pada orang yang sering update status, atau posting kemasan dan hiasan-hiasan dunia. Bisa jadi orang mungkin tertarik pada perilaku tersebut karena berbagai alasan.
Sikap narsistik ditandai dengan rasa terlalu percaya diri dan mengagumi diri sendiri, sedangkan pamer adalah perilaku menunjukkan atau memamerkan diri yang berlebihan. Hedonisme adalah pandangan hidup yang mengutamakan kenikmatan dan kesenangan, sementara cinta dunia merujuk pada kecenderungan manusia untuk terlalu terikat pada dunia material. Dalam Islam, semua perilaku itu termasuk dalam kategori perilaku yang tidak dianjurkan.
Artikel ini ditulis untuk memberikan pemahaman tentang sikap-sikap tersebut dan dampaknya pada kesehatan mental dan spiritual. Juga menjelaskan perspektif psikologi Islam tentang sikap-sikap tersebut, dan memberikan solusi yang dapat membantu mengatasi sikap-sikap yang tidak sehat.
Pentingnya topik ini dalam perspektif psikologi Islam adalah karena Islam memberikan pandangan holistik tentang kehidupan manusia, yang mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Sikap-sikap negatif tersebut dapat mengganggu keseimbangan ini dan mempengaruhi kesehatan mental dan spiritual manusia. Oleh karena itu, penting untuk memahami sikap-sikap ini dari perspektif psikologi Islam dan mencari solusi yang sesuai.
Sikap Narsistik: Dampak Negatif pada Kesehatan Mental dan Hubungan Sosial
Sikap narsistik adalah suatu sikap di mana seseorang memiliki rasa kebesaran diri yang berlebihan. Mengagungkan diri sendiri, dan cenderung mengabaikan kebutuhan orang lain. Beberapa ciri-ciri perilaku narsistik adalah kesombongan, keinginan untuk diakui dan dihargai. Juga merasa lebih unggul dari orang lain, dan kurang empati terhadap perasaan orang lain.
Perilaku narsistik bisa berasal dari pengalaman masa kecil yang kurang memadai. Yaitu kegagalan dalam mencapai tujuan tertentu, atau rasa ketidakamanan dalam diri sendiri. Dari perspektif psikologi Islam, perilaku narsistik bisa disebabkan oleh kekurangan dalam pengembangan spiritual dan kesadaran akan Tuhan.
Dampak negatif perilaku ini bisa berupa gangguan kepribadian, kecemasan, dan depresi. Juga bisa merusak hubungan sosial dan kerja. Mengapa demikian, karena orang yang bersikap narsistik cenderung sulit bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain.
Dalam Islam, perilaku narsistik dianggap sebagai bentuk keangkuhan dan kesombongan yang dilarang. Rasa syukur dan kepercayaan diri yang sehat adalah hal yang baik, tetapi keangkuhan dan kesombongan adalah hal yang dilarang. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat An-Nahl 16 : 23: "Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang yang sombong".
Sebagai umat Islam, sebaiknya kita senantiasa mengingatkan diri untuk tidak terjebak dalam sikap narsistik. Karena ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya kerendahan hati, tawadhu, qonaah, dan menghormati orang lain.