Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Tantangan Menghadapi Generasi Stroberi, Si Kreatif Nan Rapuh

20 Maret 2023   06:07 Diperbarui: 23 Maret 2023   12:37 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi stroberi (PEXELS/ANDREA PIACQUADIO)

Berita seorang anak pejabat yang suka pamer dan punya perilaku buruk dengan ulahnya, masih saja ramai diberitakan. Dari sebuah kasus penganiayaan, kini kasusnya merembet kemana-mana. Sejumlah pejabat negara pun dibuat "sibuk" menanggapi dan mengomentarinya. Sejumlah netizen mengungkapkan jejak digitalnya dari berbagai sisi dan cerita. Putra seorang pejabat tinggi pemerintah ini, telah digambarkan sebagai bagian dari "generasi stroberi" oleh sejumlah media.

Istilah ini mengacu pada fenomena di kalangan anak muda yang dipandang merasa memiliki hak istimewa (previlese) dan kurang tangguh. Perilaku anak pejabat yang kurang disiplin dan penyerangan fisik, mungkin merupakan contohnya. Perilaku generasi ini dipandang yang dipengaruhi oleh asuhan istimewa dari orang tua.

Istilah "generasi stroberi" pertama kali dicetuskan oleh Rhenald Kasali. Beliau seorang ekonom dan profesor Indonesia, untuk menggambarkan fenomena di kalangan anak muda yang memiliki rasa berhak yang istimewa dan kurang tangguh. Istilah ini berasal dari Taiwan dan digunakan untuk menyebut orang Taiwan yang lahir setelah tahun 1981.

Benarkah generasi stroberi itu indah, tapi mudah menyerah, juga rapuh dan tidak tangguh ? | Foto : britannica
Benarkah generasi stroberi itu indah, tapi mudah menyerah, juga rapuh dan tidak tangguh ? | Foto : britannica

Fenomena "generasi stroberi" terjadi tidak hanya di Taiwan, tetapi juga di berbagai negara termasuk Indonesia. Faktor pemicu munculnya fenomena ini antara lain keistimewaan yang diberikan oleh orang tua seperti overproteksi, kurang disiplin, dan kepuasan instan.

Istilah "generasi stroberi" dapat memicu diskusi panjang tentang gaya pengasuhan dan tantangan yang dihadapi anak muda saat ini. Namun, perlu diingat bahwa tidak adil untuk menstereotipkan anak muda sebagai bagian dari generasi ini. Setiap generasi memiliki keunikan dan tantangan masing-masing. Jadi, tidak semua anak muda memiliki ciri-ciri yang sama.

Sebagai orang tua, penting untuk memberikan asuhan yang tepat. Termasuk didalmnya memberi anak muda kesempatan untuk belajar dan berkembang dengan cara yang sehat dan positif. Dengan demikian, kita dapat membantu anak muda menjadi generasi yang kuat, tangguh, dan sukses di masa depan.

Generasi stroberi: menghindari sengsara dan mencari nikmat?

"Generasi Stroberi" adalah sebuah ungkapan yang menggambarkan generasi muda saat ini dengan preferensi tertentu. Yaitu generasi yang dianggap cenderung ingin menghindari segala bentuk kesulitan dan mencari kenikmatan sebanyak mungkin. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dalam generasi tersebut memiliki karakteristik yang sama.

Secara umum, ada kecenderungan di kalangan generasi muda saat ini untuk menghindari situasi atau tugas yang dianggap sulit. Menghindari situasi dan tugas yang tidak menyenangkan. Namun cenderung lebih memilih untuk fokus pada pengalaman-pengalaman yang memberikan kepuasan. Juga yang memberi kenikmatan sebanyak mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun