Pembelajaran yang berkualitas sangat penting untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui Kurikulum Merdeka, sebuah konsep yang bertujuan untuk membebaskan pendidikan dari keterikatan terhadap standar kurikulum yang kaku. Sekaligus mempromosikan kebebasan belajar yang lebih besar bagi siswa.
Siswa sendiri diharapkan dengan kurikulum merdeka ini bisa merdeka belajar . Yaitu menikmati proses belajarnya dengan menyenangkan, mendalam, menantang, bermakna dan relevan.
Teori Merdeka Belajar pertama kali diperkenalkan oleh Carl Ransom Roger dalam bukunya Freedom to Learn pada tahun 1969. Namun, istilah Merdeka Belajar yang diusung oleh Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi populer pada tahun 2020.
Meskipun demikian, menurut sumber istilah Merdeka Belajar sudah dicetuskan pertama kali di Indonesia oleh Ki Hadjar Dewantara.
Tulisan ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang Kurikulum Merdeka dan keunggulannya, serta memberikan contoh praktik baik implementasi dari konsep tersebut. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Juga memberikan panduan bagi para pendidik dalam mengimplementasikan praktik-praktik terbaik yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kurikulum Merdeka: Fokus pada Materi Esensial dan Pengembangan Kompetensi Peserta Didik
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mengasah minat dan bakat mereka sejak dini.
Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalannya belajar, sehingga dapat memaksimalkan potensi diri mereka. Dalam kurikulum ini, siswa diberikan kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang ingin dipelajari. Termasuk menentukan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing. Kurikulum Merdeka juga menekankan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Juga bagaimana penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran.
Kurikulum Merdeka adalah pendekatan kurikulum yang memberikan kemerdekaan pada peserta didik, guru, dan sekolah dalam memilih pembelajaran yang sesuai. Fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fase tertentu. Yaitu untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan, mendalam, menantang, bermakna, dan relevan. Dalam Kurikulum Merdeka, sekitar 20-30% waktu pelajaran dialokasikan untuk aktivitas kokurikuler yang mendukung pengembangan karakter peserta didik.
Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan pada tahun ajaran 2022/2023 dan 2023/2024. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat beradaptasi dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga untuk menghasilkan putra-putri bangsa yang berkualitas dan berkarakter Pancasila.