Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dress Code dalam Konteks Keberagaman: Memerangi Stereotip dan Diskriminasi

10 Maret 2023   08:44 Diperbarui: 10 Maret 2023   08:50 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita perlu mengenal lebih dekat tentang stereotip dan diskriminasi dalam hal dress code |  pexels.com/Ron Lach

Pagi ini di sebuah grup WA, seorang sahabat mempublish keluhan seorang ibu muda yang harus menggunakan dua kali dress code di hari yang sama. Di video itu, si ibu muda curhat mengenai siapa sih orang pertama kali yang mengeluarkan peraturan bahwa dalam setiap pertemuan itu harus pakai dress code. Sampai si ibu pusing, karena dalam sehari itu harus memakai dua dress code yang berbeda.

Lalu, ramailah tanggapan ini itu di grup itu. Memang, keberagaman dan inklusi saat ini menjadi isu penting di masyarakat, termasuk dalam hal berpakaian. Saat ini, banyak orang masih mengalami diskriminasi dan stereotip karena berpakaian sesuai dengan budaya atau identitas mereka. Bagi banyak kalangan, aturan dress code itu bisa memusingkan dan bikin pusing !

Dalam masalah ini, kita perlu menekankan pentingnya memahami konteks keberagaman dalam budaya pakaian. Juga mengenali bahwa setiap individu memiliki hak untuk mengekspresikan diri melalui pakaian mereka. Tanpa harus mengalami diskriminasi atau stereotip. Saatnya kita menekankan pada nilai inklusi, kesetaraan, dan toleransi yang penting dalam budaya kekinian.

Dress code merupakan salah satu aspek penting dalam budaya kekinian yang memiliki keterkaitan dengan keberagaman dan inklusi. Dalam konteks keberagaman, dress code dapat memunculkan stereotip dan diskriminasi, seperti membatasi kebebasan berpakaian individu dan mengekang identitas budaya yang berbeda.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai dress code dalam konteks keberagaman dan bagaimana dress code dapat memerangi stereotip dan diskriminasi. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai dress code dan bagaimana dress code dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengekang keberagaman dan identitas budaya.

Konsep Dress Code dan Keberagaman

Konsep dress code mengacu pada aturan atau standar pakaian yang ditetapkan oleh suatu organisasi atau lingkungan tertentu, misalnya tempat kerja, sekolah, atau acara formal. Dress code dapat mencerminkan nilai-nilai dan norma sosial yang ada dalam lingkungan tersebut, seperti profesionalisme, kesopanan, atau tradisi.

Namun, dress code yang tidak memperhitungkan keberagaman dapat menimbulkan stereotip dan diskriminasi terhadap individu yang memiliki latar belakang budaya atau identitas yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan keberagaman dalam dress code, dengan memperbolehkan variasi pakaian yang sesuai dengan kepercayaan, budaya, atau agama individu.

Contohnya, tempat kerja dapat mengizinkan pakaian tradisional atau hijab bagi karyawan muslimah, atau sekolah dapat memperbolehkan siswa untuk mengenakan pakaian adat pada hari tertentu. Dengan memperhitungkan keberagaman dalam dress code, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keragaman identitas dan budaya individu.

Stereotip dan Diskriminasi dalam Dress Code

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun