4. Ketidakjelasan tentang penggunaan AI. Karyawan mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana AI digunakan di tempat kerja. Juga tak faham bagaimana teknologi ini dapat memengaruhi pekerjaan mereka. Karyawan mungkin merasa sulit untuk beradaptasi dengan perubahan. Dan disisi lain juga mungkin mengeluhkan kurangnya pelatihan dan dukungan yang diberikan oleh perusahaan.
5. Perubahan tugas. Penggunaan AI dapat memengaruhi cara kerja dan tanggung jawab karyawan. Lebih jauh juga dapat mempengaruhi struktur organisasi. Atau juga, karyawan mungkin merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Serta mengeluhkan ketidakjelasan tentang tugas dan tanggung jawab mereka di tempat kerja.
Semua masalah ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu memperhatikan dengan seksama. Mereka perlu menyadari bahwa penggunaan AI dapat memengaruhi karyawan mereka. Lalu memberikan dukungan dan pelatihan yang diperlukan untuk membantu karyawan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Banjirnya Aplikasi Kecerdasan Buatan di Tempat Kerja: Khawatir Etika, Interaksi Sosial, dan Tekanan Produktivitas Karyawan
Selain yang sudah dijelaskan diatas, beberapa topik lain juga masih berpotensi dikeluhkan karyawan. Namun, HCD perlu menegaskan bahwa banjirnya aplikasi kecerdasan buatan tak bisa dielakkan untuk dimanfaatkan dalam pekerjaan. AI itu bisa mempercepat proses kerja. Bahkan ada teknologi AI yang mampu mempercepat 8 hingga 10 kali durasi pekerjaan biasa.
Meskipun demikian, HCD perlu memahami masih ada beberapa topik lain yang berpotensi dikeluhkan karyawan. Yaitu :
Pertama, Etika dan bias dalam AI. Karyawan mungkin merasa khawatir tentang bagaimana etika dan bias dapat mempengaruhi penggunaan AI di tempat kerja. Karyawan mungkin merasa tidak nyaman dengan penggunaan AI yang memiliki bias atau diskriminatif, dan merasa bahwa ini dapat memengaruhi kesetaraan dan keadilan di tempat kerja.
Mengenai topik "Etika dan bias dalam AI" yang berpotensi dikeluhkan karyawan di tempat kerja.
Pertama-tama, dalam pengembangan aplikasi kecerdasan buatan, sering kali terdapat kecenderungan untuk mengandalkan data dan algoritma yang digunakan untuk melatih sistem AI.
Namun, data dan algoritma tersebut dapat memiliki bias yang tidak disengaja atau bahkan disengaja, yang dapat mempengaruhi keadilan dan kesetaraan di tempat kerja.
Contohnya, perusahaan yang menggunakan sistem AI untuk melakukan seleksi karyawan secara otomatis dapat mengalami masalah diskriminasi yang tidak disengaja jika data yang digunakan untuk melatih sistem hanya berasal dari kelompok tertentu, misalnya hanya dari kelompok ras tertentu atau latar belakang pendidikan tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak adil dan diskriminatif dalam proses seleksi karyawan.