Ku tuliskan kenangan tentang
Caraku menemukan senyummu
Tentang keindahan akhir pekan
Yang kukumpulkan sepanjang waktu
Tak kan cukup kukumpulkan sejuta pujangga
Dan seribu menara cinta
Untuk mengisahkan cantikmu
Dan kerinduanku
Kupotret langit biru kesukaanmu
Lalu kuhela udara karenamu
Manjamu di pundakku masih hangat terasa
Kau selalu ada
Kau seperti nyanyian pagi
Yang menembus awan
Beruntai pelangi
Menghiasi pegunungan
Jalan berdua di jalur kereta
Beriring embun terkibas Mentari
Hingga matahari meninggi
Hatiku luruh terisi
Percayalah, aku pun begitu
Sepenuh nafasmu
Aku ini mimpi indahmu
Yang bisa kau rindu dalam doamu
Aku ingin selalu bisa kau sentuh
Seperti hamparan sawah dan hijaunya ladang
Seperti liukan sungai dan jalan pematang
Seperti jeritan kecil di atas jembatan
Waktu terasa merapuh
Sepinya Sabtu tanpamu
Seperti Minggu yang memanggil rindu
Tanpa dirimu, kuhabiskan waktu
Aku ingin menyuratkan cinta ini
Pada sebait puisi
Dan kutitipkan pada bunga merah dan kuning
Yang kukumpulkan tadi pagi
Kubisikkan pada bunga itu
Bawalah doa-doaku yang selalu menabuh
Aku rindu padamu, Shafaku...
Dan Tuhan tahu itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H