Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Monster Terlahir dari Kehidupan Hedonistik : Kisah Anak Pejabat yang Terjerat Kekerasan dan Sadistik

25 Februari 2023   21:51 Diperbarui: 25 Februari 2023   22:35 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi "Ketika kecerdasan emosional rendah, manusia bisa lebih ganas daripada serigala" | Foto : odatv4.com

Di sebuah kota besar, ada seorang anak pejabat yang suka berlaga dan pamer harta. Dengan motor mahalnya, dia sering blagu menunjukkan aksinya di depan teman-temannya. Dia juga punya pacar berimajinasi liar yang membuatnya semakin sombong. Namun, kisah hidupnya berubah drastis ketika kasus penganiayaan dan aksi kekerasan yang dilakukannya tersebar di dunia maya.

Anak pejabat suka pamer harta, dan punya gaya hidup hedon. Menggunakan barang mewah menjadi ciri khasnya. Tidak bisa menahan sahwat dan selalu bergaya hidup mewah seperti keluarganya. Kini, dia akhirnya terjebak dalam kasus kekerasan dan dipenjara. Dia bahkan terancam pasal pembunuhan berencana dan beberapa temannya juga diperiksa.

Seorang tokoh marah luar biasa melihat kejadian ini. Dia mengatakan bahwa anak tersebut bukanlah seorang manusia. Ia monster yang sedang menjelma dari bisikan syetan yang bisa menimpa siapa saja. Ramailah seluruh pakar diminta masuk layar untuk memberikan pendapat mereka. Mereka semua sepakat bahwa ini bukanlah masalah ideologi, rasisme, atau agama. Tetapi masalah remeh-temeh rendahan karena kecerdasan emosional yang rendah. Juga karena ketiadaan adab serta akal sehat. Tindakan anak tersebut sangat jahat.

Pejabat negara turut berduka, netizen marah luar biasa, ibu-ibu menjerit lara, dan semua ayah jadi terpana. Anak pejabat ini banyak ulahnya sejak SMA. Ia pernah didepak dari bangku sekolah waktu masih SMA, karena sering bermasalah.

Ia kini tersandung masalah, karena soal cinta dan bisikan wanita yang jadi pacarnya. Ia marah dan menyiksa orang hingga koma. Studi yang dipublikasikan oleh Evolutionary Psychology pada tahun 2022 mengungkapkan sebuah fakta. Bahwa kepribadian psikopati pada remaja berkaitan erat dengan kenakalan. Kenakalan ternyata berdampak positif terhadap keberhasilan percintaan, terutama pada remaja laki-laki.

Sang pacar pun kini diperiksa aparat negara. Sekolah sang pacar pun angkat bicara, menegaskan bahwa kekerasan bukanlah bagian dari nilai-nilai sekolah. Tak hanya itu, kampus tempat anak pejabat kuliah pun bersikap sama. Kampusnya mengeluarkannya, karena ia tidak mematuhi peraturan dan kode etik kampusnya.

Cukup lama saya berdiam diri, memikirkan apakah ini ironi atau tragedy? Bagaimana bisa anak dari keluarga berada menjadi begitu brutal? Apakah ini akibat dari harta yang tak halal? Entahlah, jangan berprasangka dan mengkhayal, nanti bisa berbalik jadi delik formal.

Satu pelajaran yang paling mahal bagi seorang ayah adalah saat anaknya brutal. Itu berarti ia adalah ayah yang gagal. Kekayaan dan kekuasaan tidak selalu membawa kebahagiaan atau kemuliaan. Ayah yang gagal mendidik moral anaknya, membuat anaknya terjerumus dalam perbuatan jahat dan kekerasan. Ia akan merasakan rasa bersalah yang sangat berat dan memilukan. Mereka akan merasa bahwa mereka telah mengecewakan anak-anak mereka. Mereka tidak mampu melindungi anak mereka dari bahaya dan kesalahan.

Namun, sebagai manusia, kita harus menerima. Bahwa kita tidak selalu bisa mengontrol segala hal yang terjadi di sekitar kita. Ada banyak faktor yang memengaruhi perkembangan dan tindakan anak-anak kita. Termasuk pengaruh lingkungan dan teman sebaya mereka. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita harus melakukan yang terbaik. Khususnya untuk mendidik anak-anak kita tentang moral dan nilai-nilai yang benar. Termasuk memperkuat hubungan dengan mereka agar mereka merasa aman dan nyaman. Khususnya untuk berbicara dan berbagi dengan kita.

Jangan biarkan kegagalan menjadi batu sandungan dalam mengasuh anak-anak kita. Sebaliknya, gunakan pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik sebagai orangtua. Cobalah untuk menemukan cara-cara baru dan kreatif untuk membantu anak-anak kita dalam memahami makna kehidupan. Juga pentingnya nilai-nilai moral dan etika yang baik. Termasuk didalamnya membimbing mereka agar bisa membuat keputusan yang bijak dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun