Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Program Pelatihan yang Efektif: Mengatasi 21 Mitos dan Kesalahan dalam Praktik HR

23 Februari 2023   06:45 Diperbarui: 23 Februari 2023   06:56 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitos atau pandangan yang keliru mengenai training atau pelatihan haruslah diluruskan | Dokpri

Dalam dunia kerja, pelatihan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi karyawan. Namun, masih banyak pandangan yang keliru tentang pelatihan yang dapat membatasi kemajuan dan kinerja karyawan. 

Artikel ini akan membahas 21 pandangan keliru tentang pelatihan yang perlu diketahui oleh para praktisi HR. Dari pandangan bahwa training hanya perlu dilakukan sekali saja hingga pandangan bahwa training tidak perlu dilakukan pada karyawan yang sudah terampil, semuanya akan dibahas secara lengkap.

Dengan memahami pandangan-pandangan yang keliru tersebut, diharapkan para praktisi HR dapat merancang program pelatihan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan organisasi.

21 Pandangan Keliru tentang Pelatihan yang Membatasi Kemajuan dan Kinerja Karyawan

Ada banyak pandangan yang keliru tentang training atau pelatihan. Tentu semua anggapan, pandangan atau mindset ini haruslah diluruskan oleh HR Dept / Human Capital Dept. Mari kita bahas satu persatu.

1. Training hanya perlu dilakukan satu kali saja dan orang tersebut sudah siap untuk bekerja dengan baik. Padahal, training adalah proses berkelanjutan yang perlu dilakukan secara teratur untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan agar tetap relevan di tempat kerja.

2. Training hanya untuk karyawan baru. Padahal, semua karyawan perlu menjalani training agar tetap up-to-date dengan perkembangan industri dan organisasi.

3. Training hanya menghabiskan waktu dan biaya, serta menganggap training sebagai penghambat produktivitas. Padahal, training bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan, serta membantu organisasi mencapai tujuan strategisnya.

4. Training itu tidak efektif karena sulit untuk mengukur hasilnya secara langsung. Padahal, dengan menggunakan metode evaluasi yang tepat, manajer dapat menilai apakah training telah berhasil atau tidak.

5. Training hanya dilakukan oleh manajer atau HRD saja. Padahal, setiap karyawan dapat memberikan pelatihan atau pembelajaran kepada rekan kerjanya, bahkan kepada manajer dan atasan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun