Kebahagiaan itu diciptakan, bukan dicari. Bukan pula dikejar. Untuk itu, mari kita mulai dengan memaknai ulang arti sebuah kebahagiaan. Sayang, banyak orang yang salah memaknai arti kebahagiaan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan nafsu, obsesi, dan mindset yang salah. Padahal, bahagia itu sederhana.
Sebenarnya, kebahagiaan adalah sensasi rasa yang dirasakan tentang diri kita sendiri, Tuhan, dan hidup kita. Namun, mencari arti dan makna kebahagiaan tidaklah mudah, terutama karena banyak orang yang salah fokus pada "kemasan" daripada pada isi dari kebahagiaan itu sendiri.
Bila terminologi atau mindset tentang bahagia dan kebahagiaan ini keliru atau tidak tepat, maka ia akan tersesat. Atau ia akan mempertahankan keyakinannya itu dengan rasa kebahagiaan yang semu. Memang tidak mudah mencari arti dan makna bahagia dan kebahagiaan itu sendiri. Namun, dengan mempelajari beberapa referensi yang ada sebatas yang saya tahu, ternyata bahagia dan kebahagiaan itu sungguh sangat sederhana.
Bahagia adalah kebaikan dan keabadian. Bila kita fokus dan beorientasi kebahagiaan di akhirat, maka kebahagiaan dunia akan didapat. Kompeten di dunia, dan bahagia di akhirat.
Ya, sederhana konsepnya. Namun tidak dengan prosesnya. Proses itu adalah proses pencarian jangka panjang yang harus selalu diperjuangkan pada sebuah kebenaran menurut Tuhan Sang Pencipta Kebahagiaan. Juga pada ajaran Nabi dan Rasul yang telah diutus-Nya agar kita bisa meraih kebahagiaan dunia, dan tentu saja kebahagian akhirat.
Secara ringkas, kebahagiaan itu bis akita raih dengan 10 syarat atau kriteria ini :
1. Beriman kepada Allah. Hati yang tentram karena selalu mengingat Allah, Sang Pencipta yang Maha Kuasa.
2. Beriman kepada Rasulullah dan mengikuti contoh dan ajaran Nabi-Nabi terdahulu serta Rasulullah.
3. Ibadah menjadi obsesi, dengan memiliki kebiasaan selalu berdoa, hanya ingin beribadah, bertilawah dan selalu membaca Al-Qur'an, dan menjaga shalat lima waktu.
4. Bersikap sabar, merasa terasing dalam kesalehan, bisa menahan lidah, dan banyak beristighfar.