Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Begini Rahasia Tersembunyi Top Leader Memaksimalkan Waktu

1 Januari 2023   08:51 Diperbarui: 1 Januari 2023   11:51 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah Efektif & Produktif, Bukan Sibuk | Foto: pexels.com - Sora Shimazaki

7. Siap bekerja lebih lama daripada staf biasa, dan mengalokasikan waktu untuk hal-hal tek terduga dan luput dari perencanaan. Top leader bukanlah robocop. Ia memang seorang pekerja keras dan persisten, namun ia pun cukup fleksibel untuk menghadapi pekerjaan yang luput tak terjadwalkan.

8. Selalu membawa notebook untuk mencatat segera setiap ide-ide baru yang muncul, dan dikumpulkan sebagai bank gagasan. Ide atau gagasan baru ini mahal, dan seringkali banyak menghemat waktu.

9. Disiplin waktu itu harga mati. Dalam banyak kesempatan, seringkali saya menyampaikan guyonan tentang ketepatan waktu. Saya katakana, "Ketepatan waktu itu kebiasaan raja-raja. Orang yang tepat waktu, itu termasuk darah biru. Orang yang tidak tepat waktu, bukanlah kaum bangsawan. Tapi orang pinggiran".

10. Tak suka kejutan. Jadwal pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya, jauh lebih dipentingkan dan mendapat concern utama daripada pekerjaan dadakan, dan tak terjadwal. Karena itu, keberadaan asisten atau sekretaris untuk menyaring telepon yang masuk dan memeriksa email-email, ia serahkan semuanya.

11. Alokasi waktu kerja untuk diri sendiri untuk hal-hal penting dan stratejik, perlu mendapat alokasi khusus. Biasanya, hampir 30% dari waktu kerja yang dialokasikan.

12. Padatkan dan pendekkan waktu rapat. Rapat bukanlah kerja. Kerja itu bukan di rapat. Bila bisa dengan online, kenapa harus ada rapat offline ? Yang penting, kerja itu harus bisa diterjemahkan dengan tindak lanjut action di lapangan. Rapat adalah soal pengambilan keputusan dan mengunci kesepakatan. Karenanya, daftar tindakan di setiap item yang disepakati dalam rapat kerja sudah dipastikan siapa penanggungjawabnya dan memastikan tugas dapat tercapai.

13. Perbanyak delegasi, dan sebisa mungkin banyak-banyaklah mendelegasikan. Terlalu terlibat urusan operasional, tak akan mampu memberdayakan potensi terbaik dari staf atau anggota team yang kita pimpin.

14. Tetaplah terhubung dengan semua lapisan dan jabatan karyawan. Baik jabatan tingkat manajer muda hingga staf karyawan biasa. Alokasi waktu dengan mereka sebaiknya tak lebih dari 20%. Di dua level menengah dan bawah ini, kita jadi tahu apa saja kesulitan, kendala dan masalah di lapangan. Tentu saja sambil selalu mengkomunikasikan core values, dan membangun legitimasi peran dan tanggungjawab kita, serta kepercayaan dan soliditas team.

15. Tetap luangkan waktu untuk kualitas hidup dan kehidupan. Cukup tidur, rutin berolahraga, ada waktu berkualitas untuk keluarga, dan me time.

16. Tetap menjadi orang yang efektif dan realistis. Caranya antara lain dengan menyeimbangkan proporsi waktu di kantor dan di lapangan.

Orang kantor pusat biasanya adalah orang-orang efektif, karena mereka punya gambaran global dan punta data yang beragam dari berbagai orang-orang di lapangan. Bahkan mereka bisa membandingkan hasil kinerja orang lapangan dengan competitor. Juga membandingkan kinerja sebuah cabang dengan cabang lain. Namun, pada kenyataanya setiap cabang selalu saja ada karakteristik yang berbeda, khususnya mengenai pasar, serta nilai-nilai dan kearifan lokalnya. Mereka orang-orang lapangan itu, adalah orang-orang yang realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun