Di era digital ini, masihkah kita ini layak dikategorikan sebagai kaum profesional ? Jangan-jangan akal kita udah "abnormal", atau mindset kita abal-abal dalam memberi arti dan makna prorfesional.
Banyak sudah kajian, pendapat, tulisan dan bahasan yang mengulas atau membicarakan tentang profesional. Mulai dari arti profesional, makna profesional hingga ciri profesional dan karakter profesional.Â
Para senior, guru, suhu, trainer, mastah, pakar dan coach yang saya temui memberi beragam pendapat dan sudut pandang yang menarik. Satu sama lain, rasanya saling melengkapi. Bagi saya pribadi, jelas itu mnambah ilmu dan wawasan tersendiri.
Para nabi dan rasul pun sudah mencontohkan bagaimana bekerja profesional. Nabi Adam, ahli menanam pohon. Nabi Nuh ahli di industri kayu. Nabi Idris ahli dalam menjahit. Nabi Daud, ahli pertenunan. Nabi Musa ahli dalam menggembala.Â
Lalu masih ada Nabi Ibrahim, ahli dalam pertanian dan pembangunan gedung. Nabi Soleh, ahli dalam perdagangan. Nabi Yusuf, ahli ilmu ekonomi, dan Nabi Muhammad Saw ahli di bidang perniagaan.
Banyak hal yang didapat bila kita bekerja dengan profesional dan bersikap profesional. Banyak manfaat profesional yang didapat, yaitu kredibilitas dan reputasi kerja kita akan terjaga.Â
Juga akan mampu memberikan kesan bahwa kita bisa diandalkan, mendapat respek dari lingkungan pekerjaan, hingga membantu mengembangkan karir dan profesi. Bonusnya, sikap profesional itu juga akan mengurangi potensi konflik di lingkungan kerja
Meskipun demikian, ijinkan saya bependapat menyederhanakan apa saja kriteria yang dinamakan sebagai profesional itu ?
#1. Karakter unggul berdasarkan iman.
Dalam pengertian ini, orang profesional digambarkan sebagai orang yang jujur, amanah, berkomitmen tinggi, bertanggungjawab, penuh intregritas, giat, penuh dedikasi, rendah hati dan senang berbagi. Ia memiliki citra positif dan mampu menunjukkan kualitas kerja dan kepribadiannya yang baik, benar dan berkualitas.