Tak hanya bantuan langsung nyata dan uluran tangan, rasa empati pada mereka pun juga bisa membantu meringankan beban psikisnya. Dialog dan mendengarkan curhatan mereka pun, bisa jadi itu pun akan banyak menolong mereka. Caranya bisa banyak. Namun, saya lebih sering membantu mengarahkan mereka untuk fokus pada hal yang lebih baik, lebih nyaman, dan lebih memberdayakan. Untuk itu, saya coba untuk mengedepankan bahwa "Pertanyaan adalah Jawaban".
Pertanyaan yang positif, fokus dan mengarahkan, akan banyak membantu para korban. Akan lebih mantap lagi, bila pertanyaan-pertanyaan itu bisa membuat mereka sabar, ridho (ikhlas) dan mampu mensyukuri apa yang sudah terjadi. Ya, tidak sedih dengan yang sudah terjadi, dan tidak takut dengan masa depan.
Seringkali saat saya menemukan orang-orang yang punya masalah, duka cita atau kesedihan, sedikit banyak saya suka gunakan pertanyaan-pertanyaan ringan terlebih dahulu. Baru setelah waktunya tepat, baru saya ajukan 4 pertanyaan pengubah fokus ini yang juga menjadi serangkaian pertanyaan yang mengubah keadaan.
Pertanyaan #1 : Apa hikmah terdalam dari kejadian ini ?
Pertanyaan #2 : Apa saja yang masih bisa kita syukuri dengan kejadian ini ?
Pertanyaan #3 : Apa yang harus dipelajari agar kita menjadi lebih baik buat diri kita dan keluarga kita ?
Pertanyaan #4 : Apa yang harus dilakukan yang akan membuat kita merasa lebih baik, menjadi lebih baik, bermanfaat banyak bagi keluarga dan lingkungan, dan Allah meridhoinya ?
Boleh juga kita tambah, satu pertanyaan lagi buat kita sendiri :
"Hal apa lagi yang bisa kita lakukan agar makin banyak orang yang terbantu dengan keberadaan diri kita, dan Allah suka ?"
Setelah menyimak curhatannya, saya pun mencoba memaknai ulang pertemuan dengan Akang itu. Lalu, terpikir juga bisa jadi diri dan istrinya juga keluarganya, termasuk orang yang beruntung dan "naik kelas". Yaitu orang yang saat ditimpa musibah mereka bisa sabar, sehingga mereka mendapat ampunan, rahmat dan petunjuk-Nya.
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata 'Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un' (sesungguhnya, kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Mereka itulah orang yang akan memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS Al Baqarah 2 : 155 -- 157).