Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awas, Dugem Itu Bikin Paranoid

23 November 2022   17:10 Diperbarui: 25 November 2022   15:48 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gempa (Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)

4. Ada 129 gunung berapi di Indonesia senantiasa dipantau oleh pemerintah.

5. Sejak tahun 1990, hampir setiap satu-dua tahun terjadi gempa bumi dengan skala medium (5 SR -- 6,4 SR) sampai sangat besar (diatas 7,4 SR).

6. Musim hujan dan cuaca ekstrim yang kadang silih berganti serta banjir dadakan (banjir bandang) selalu saja terjadi di sejumlah daerah.

7. Pengetahuan tentang kegempaan, tsunami dan bencana alam harus kita miliki karena kita berada di negara yang rawan bencana.

Jangan mau mudah terkena isu !

Statistik kegempaan dan bencana alam itu, tidak harus serta merta menjadikan kita jadi hidup penuh kecemasan. Bisa jadi, orang mudah terkena isu & cemas karena dua hal : Pertama, tidak tahu atau tidak mau belajar untuk tahu. Dan kedua, kurangnya iman. Ilmu dan iman bila disinergikan, akan selalu jadi bioenergi bagi tindakan-tindakan produktif. Seperti ketenangan, kejernihan berpikir & ketinggian derajat hasil yang dilakukannya. Bersama BMKG & kajian resmi dari pemerintah, mari kita tingkatkan Crisis Quotient kita di Indonesia.

Lalu, pendekatan apa yang paling efektif guna meredam kegelisahan hingga kecemasan yang kini cenderung kian berlebih dan paranoid ? Gunakan pendekatan ilmiah dan pendekatan iman sekaligus !

Dalam teori psikologi excellency, yakni Neuro Linguistic Programming (NLP), disebutkan bahwa pikiran itu bukanlah benda mati yang membatu. Tapi lentur seperti tahu, yang bisa dibentuk ulang oleh pemiliknya. Pola-pola pikiran keliru (issue, mitos) dapat direkayasa, didekonstruksi atau "dibongkar-pasang" menjadi pola baru menjadi sistem kepercayaan baru, dengan ilmu !

Jangan mau dipenjara oleh pikiran kita sendiri

Untuk itu, isu dan anggapan salah kaprah tentang gempa / tsunami, bisa jadi pikiran yang membatu dan memenjarakan pikiran sendiri. Sebagai contoh, awan yang berbentuk memanjang vertikal atau seperti kerucut bukanlah pertanda akan adanya gempa / tsunami. 

Mitos-mitos dan legenda tertentu di gunung dan di lautan sudah saatnya hanya jadi dongeng penghibur dikala luang. Dan ancaman atau selebaran dari orang "pinter" bahwa akan ada gempa atau bencana alam lainnya, ah... anggap angin lalu saja !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun