"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukkanmu." (QS. Muhammad, 47: 7), dan "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Hajj, 22:40).
Sungguh, Nabi pun amat sangat berharap kepada hamba Allah yang beriman untuk mencintai dan membela agama Allah, Islam, Al Quran dan Rasulullah.
"Masih tetap ada dari segolongan umatku yang menegakkan perintah Allah. Tidak menghambat dan tidak mengecewakan mereka orang-orang yang menentangnya sampai tiba keputusan Allah. Mereka masih tetap konsisten (mantap) baik dalam sikap maupun pendiriannya." (HR. Al-Bukhari & Muslim).
Mencintai nabi itu wajib. Salah satu bentuk kecintaan itu adalah dengan menjaga nama baik, kemuliaan dan keagungan Nabinya. Rasulullah pernah berkata, "Umatku yang paling mencintaiku adalah kaum yang datang sesudahku, seseorang dari mereka rela kehilangan keluarga dan hartanya asal ia dapat melihatku (bersua denganku)." (HR. Ahmad melalui Abu Darr r.a.).
Ketiga, lanjutkan dan teruslah berdakwah. Baik itu dakwah secara pribadi, maupun dakwah yang dilakukan oleh berbagai lembaga maupun oleh organisasi kemasyarakatan. Yaitu, tetap melakukan program syiar yang menunjukkan bahwa Islam itu agama rahmatan lil alamin. Termasuk didalamnya, memberikan penjelasan nilai-nilai ajaran Islam yang benar, murni, utuh, luhur dan mulia, kepada mereka yang tidak paham Islam. Antara lain seperti, menunjukkan kesaksian tulus dan jujur dari orang-orang nonmuslim lainnya atas kebenaran Islam.
Lebih jauh, syiar ini ditujukan juga untuk menunjukkan realitas dan citra peradaban Islam yang sesungguhnya kepada masyarakat luas dan dunia.
Kini, ditengah hingar bingarnya media sosial dan kemudahan akses media digital, kaum muslim wajib secara bijak mensikapinya. Jadikan media sosial sebagai salah satu sumber ilmu agama yang bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Allah. Bisa juga kita jadikan sebagai media dakwah. Yaitu dengan mengisinya sebagai content creator dengan kemasan kekinian, namun tetap merujuk pada ajaran yang benar, utuh, dan sesuai syariat Islam. Dakwah dan syiar Islam ini, akan bagus dan cukup efektif bisa dilakukan dengan strategi social media domination.
Sudah sepantasnya di akhir jaman ini, kita memprioritaskan dan perbanyak program-program yang mengarahkan pada tuntunan, bukan tontonan. Karena tontonan itu bisa melenakan dan meninabobokan. Waktu terbuang, skill tak berkembang, dan kesempatan banyak yang terabaikan.
"Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati." [HR. Tirmidzi]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H