Manajer Muda sedang sibuk menganalisis target minggguan dan bulanannya. Maklum, lebih dari sebulan ini musim hujan tak henti-hentinya mengguyur. Target bulanan tetap harus diraih, dan target semesteran harus dipastikan terlampaui.
Pagi itu adalah pagi yang sibuk. Si Mas, seorangSayang, sampai pertengahan bulan keempat itu, targetnya minus 6% hari dari rata-rata pencapaian di bulan itu. Atau minus 18% dari target di semester itu.
Sementara itu, 3 minggu lagi rapat kerja bagian operation bersama manajemen di kantor pusat secara nasional akan diadakan. Regional Manager (Regman) pasti akan minta data ini itu, terutama data kualitasif dari semua indikator keberhasilan sebuah cabang perusahaan.
Di raker ini, semua akan disampaikan. Mulai dari evaluasi tahun kemarin, hingga trend dan isu terkini di industri yang sedang digeluti. Tak hanya itu, juara-juara dari berbagai indikator keberhasilan akan diumumkan. Dikasih piagam, paket hadiah, uang saku, dan tiket liburan yang mengasyikkan.
Bagi mereka yang jadi juara di setiap kategori, akan diminta untuk presentasi. Baik secara lisan saja, atau pun lengkap dengan presentasinya dalam waktu 7 menit saja. Kami mengistilahkan program keberhasilan itu sebagai sebuah best practice.
Ratusan cabang lain, harus meniru pola suksesnya. Amati, tiru, dan modifikasi. Namun aspek orisinalitas dan kekhasan di aspek-aspek tertentu, tetap harus dikunci dan dipertahankan image dan branding-nya.
Yang "menggelikan hingga mengerikan", adalah 10 "pendosa terburuk" pun akan diumumkan. Mereka berasal dari cabang-cabang yang performanya dibawah rata-rata minimal pencapaian. Bila itu terjadi, siap-siaplah, pasang muka beton dan hati baja. Muka jadi merah itu biasa, nah diledekin ama teman-teman satu regional itulah yang ruar biasa.
Tak jarang para pendosa itu akan merasa malu, dan berpikir, "Ini muka mau ditaruh dimana ? Adakah yang bisa membantu penitipan ini kepala ?"
Tak hanya itu, para pendosa bad practice ini juga akan ditantang. Berapa lama lagi hal itu akan diperbaiki, dan diselesaikan. Juga sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk merubah semua itu ?
Berita baiknya, selepas bubaran raker itu, maka semua manajer cabang akan berkumpul lagi di Regman. Langsung bahas, program "life vest" untuk menolong dan mengangkat cabang yang tertinggal. One for all, all for one.
Saat memikirkan itu, pimpinan regional datang. Bukan inspeksi mendadak, namun ini kunjungan rutin tak terpola yang biasa ia lakukan. Dari setiap kunjungannya, selalu saja ia akan kasih pe-er besar untuk segera membenahi kinerja operasional di cabang itu. Celakanya, cabang itu adalah cabang terburuk dari 2 wilayah regional di pulau Jawa.