Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mata Lalat atau Mata Lebah: Mana yang Lebih Sering Kita Gunakan ?

9 November 2022   17:45 Diperbarui: 9 November 2022   19:03 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa kita sadari, dalam keseharian, sebenarnya kita ini sering menggunakan Mata Lalat, atau Mata Lebah. Kita terbiasa melihat seperti apa pada orang, pekerjaan, karya, atau  kejadian ? Apakah pada pada sisi kelemahan, kekurangan, ancaman, dan ketidaksukaan, atau pada sisi kebaikan, kelebihan, peluang, potensi keuntungan, atau manfaatnya ? Atau, kita ini selalu melihat sisi perbedaannya, atau sisi kesamaannya ?

Kita bisa saja melihat sisi perbedaannya itu dari dua sisi. Mata Lalat akan cenderung menunjukkan siapa diri kita, keunggulan yang bisa kita punyai, atau mengkritisi ketidaksempurnaannya ? Mata ini biasanya dilandasi karana iri, dengki, atau ketidaksukaan pada orang atau pada sebuah hasil karya.

Jauh berbeda dengan Mata Lebah. Mata Lebah akan melihat perbedaan ini untuk saling menguatkan, untuk mengecek seberapa siap ini dijalankan dan berpikir apa yang bisa dikontribusikan, juga untuk memastikan bahwa dari sisi kelayakan itu sudah cukup baik untuk dijalankan. Mata Lebah selalu punya rasa dan keterlibatan untuk saling mengingatkan. Ia ingin bisa berkontribusi untuk memastikan semua akan baik-baik saja, dan berjalan lancar. Mata Lebah berpikir sebagai "a good team player", sementara Mata Lalat seringkali hanya berperan sebagai pengamat saja yang tak mau atau enggan terlibat. Ia lebih senang berdebat, mengritisi, berpolitiking, dan kalau bisa menjatuhkan lawan.   

Mata Lalat punya kebiasaan untuk selalu mencari kekurangan, kelemahan, ancaman, bahaya, kerugian, dan hal-hal buruk lainnya. Lalat itu hidup dari sampah. Ya, seperti orang atau pihak-pihak yang suka cari-cari masalah. Dia hidup dari cara mengangkat masalah, dan mempermasalahkan masalah. Itu sisi negatifnya.

Meskipun demikian, Mata Lalat juga ada juga sisi positifnya. Mata Lalat yang digunakan secara positif akan memerankan dirinya sebagai investigator, spionase, intelejen, risk surveyor, auditor, audit committee, supervisor yang bekerja semata-mata untuk kebaikan. Ia mencari, mengidentifikasi dan mengelola risiko, untuk diantisipasi, untuk dibuatkan sistem peringatan dini dan program pencegahan dan mitigasinya, serta hal-hal sejenisnya. 

Lebih jauh, personil yang bertugas di Crisis Management Response Team pada Divisi Risk Management misalnya, ia akan sering menggunakan Mata Lalat. Setiap ada indikasi kecil yang terlihat di sistem peringatan dini, maka ia akan melihat juga aspek Operational Risk, HR Risk, Finance Risk, Hazard Risk, Business Risk, Sales Risk, Market Risk, Liquidity Risk, hingga Strategic Risk. 

Sebaliknya, Mata Lebah akan punya fokus yang berbeda. Ia selalu cari bunga, keindahan, kekuatan, kesempatan, peluang, inspirasi, kebermaknaan, hikmah, dan hal-hal positif lainnya. Mata Lebah selalu melihat PELUANG DIATAS KEKUATAN, sementara lalat suka melihat "ancaman diatas kelemahan". Di taman pun, ia lebih senang memilih sampah. Sementara di tumpukan sampah, lebah tak akan betah disana dan lebih senang mencari bunga. 

Baik lalat, maupun lebah itu tetap ada manfaatnya. Tuhan menciptakan kedua mahkluk itu pasti ada manfaatnya. Sebagai manusia yang berakal, berbudi dan berhati, saatnya kita MEMILIH untuk memilih hal yang baik-baik saja. Mengedepankan hal-hal yang positif dan konstruktif, dibandingkan dengan hal negatif.

Masalah di Mata Lebah, itu berkah. Itu "sawah". Tantangan itu peluang. Makin besar masalah dan tantangannya, makin besar pula "sawah" dan peluangnya !

Mata Lebah senang jadi "Be A Good Team Player". Ia senang menyebarkan ungkapan Sharp Mind, Sharp Team. Ia juga meyakini bahwa setiap manusia terlahir dengan sifat baik dan buruknya masing-masing. Hal ini yang membuat kita semua memiliki "warna", motif, pola pikir atau mindset, sikap, dan kepentingan yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun