Kepemimpinan – sebagai manager atau pun leader – itu banyak tipe atau gayanya. Ada yang lembut, ada yang keras, ada yang liat, ada yang rapuh. Katanya juga ada yang kharismatis, demokratis, militeristis, autokratis, feminis, orientalis, atau malah nge-bossy alias blagu abis !
Bagi saya pribadi, terserahlah mau apa pun namanya, yang penting : amanah (dapat dipercaya), benar, cerdas, komunikatif, mempersatukan dan mengubah keadaan. Ada result, ada perubahan signifikan. Terutur dengan angka, bukan menomorsatukan citra !
Pemimpin juga perlu merekatkan dengan hebat. Mengeloa perbedaan, dan menyatukan dalam teamwork yang sharp mind, sharp team. Untuk itu, eksesekusi harus diprioritaskan dan mendapat atensi besar : 90% !
Nah saat eksekusi itu maka godaan dan bujukan dari kiri-kanan, depan-belakang, tuntutan atasan, harapan bawahan, dan dari luar lingkar wewenang juga datang terus bergelombang. Setan jelas tak mau berhenti begitu saja sampai misinya berhasil. Celakanya, kita sendiri tak bisa mengenali mana setan yang beneran, dan mana orang yang datang atau menyampaikan sesuatu atas perintah setan !
Kalau udah gini, ya satu-satunya sikap terbaik adalah jadilah diri sendiri. Diri yang unik, khas, dan tak ada duanya di dunia ini. Jalankan saja kepemimpinan Anda dengan nyaman. Caranya pertimbangkan dan satukan 5 kekuatan diri ini. Satu, sesuai pengalaman. Kedua, sesuai panggilan hati. Ketiga, gunakan pengetahuan dan wawasan Anda. Empat, berikan sikap terbaik professional kita, dan kelima, imajinasikan nanti eksekusinya akan jadi seperti apa.
Ingat ya sahabat, kepemimpinan diri ini suka atau tidak suka akan dimintai pertanggungjawabkan kepada-Nya kelak. Bukan ke atasan, perusahaan, atau pun diklarifikasi di kejaksaan atau pun di pengadilan. Tapi pada komitmen kita pada kinerja, pada hasil, yang baik, benar, mengubah keadaan, serta memberikan kemaslahatan bagi stakeholder dan bagi negeri ini.
Ya, memimpinlah dengan gaya “Sakarepologi” ! Gaya memimpin yang situasional, dan sesuai panggilan hati. Lebih tepatnya, sesuai hati kecil, pengalaman, kompetensi, profesionalisme dan kekuatan imajinasi. Namun itu saja, tidaklah cukup. Saat dalam tataran eksekusi, awali, kawal, dan akhiri dengan doa. Biar penghuni langit kasih full support, dan Tuhan akan merahmati.
Aamiin Ya Robbal Aalamiin…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H