Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inilah Mitos dan Kebohongan Besar Pelatihan

19 Oktober 2021   08:14 Diperbarui: 19 Oktober 2021   08:18 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila di masyarakat, ada anggapan yang keliru, tidak tepat, dan bahkan mengarah pada mitos atau kebohongan besar tetang pelatihan dan manfaatnya, maka itu biasa. Kitalah yang berkewajiban untuk meluruskannya mengenai anggapan yang benar tentang pelatihan dan manfaatnya.

Ada yang menganggap bahwa pelatihan itu sama dengan pendidikan. Karena sudah berpendidikan tinggi, maka tak perlulah ada atau mendapatkan pelatihan. Anggapannya, pelatihan kan bisa diasah sambil bekerja. Lagian menguasai pekerjaan dan mampu menguasai sebuah profesi, itu bisa diperoleh dari pengalaman bekerja. Tidak itu saja, sumber pelatihan itu bisa didapat dari banyak media dan media sosial. Jadi nambah ilmu tak perlulah dengan mengikuti pelatihan, karena pelatihan mustahil membawa perubahan perilaku.

Dalam banyak kesempatan, mereka menilai bahwa pelatihan itu hanya semacam refreshing saja. Hanya semata untuk melancarkan kerja, dan membuat orang senang bekerja. Buktinya ada orang, bagian dan organisasi yang berhasil tanpa pelatihan.

Benarkah demikian ?

Sayangnya, semua pendangan diatas itu hanyalah mitos dan keliru. Senyatanya, pelatihan adalah sarana yang baik dan murah untuk membekali karyawan di masa kini dan masa yang akan datang. Pelatihan itu tidak saja menambah ilmu, namun juga keterampilan baru, serta mampu menumbuhkan sikap asertif dan positif.

Ya, pelatihan sangat memungkinkan terakselerasinya perubahan mindset dan perilaku. Tak saja mendidik, namun juga membuat karyawan yang sudah dilatih akan dapat diandalkan dengan keterampilan barunya yang ia dapatkan dari pelatihan.

Lebih jauh, pelatihan juta tak sekedar melanjarkan pekerjaan, namun juga akan menjadi keunggulan bersaing bagi diri dan organisasinya. Produktivitas tim dan puncak kinerja akan mudah diraih dengan adanya training rutin. Ya, cost cutting silakan, namun mengurangi budget training itu jangan !

Jadi, pemimpin pembelajar akan sangat menyadari bahwa organisasi pembelajar dapat didapatkan dari pengembangan kompetensi diri dan organisasi secara profesional, dan karenanya menuntut adanya pelatihan yang handal.

@agungmsg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun