Liverpool sudah melakoni tiga pertandingan Liga Inggris dengan hasil mengesankan. Tiga kemenangan dan tiga kali clean sheets. Liverpool menjadi satu-satunya tim yang belum kebobolan. Hal ini sudah membuktikan bahwa kinerja Liverpool menanjak dibanding tahun lalu. Tahun lalu, Liverpool mendapatkan sekali seri (3-3) melawan Watford, sekali menang (1-0) melawan Crystal Palace, dan satu kehancuran saat dilumat Manchester City 5-0.
Tentu saja hasil cemerlang tersebut didapat berkat kerja samua anggota tim mulai dari tangan dingin Juergen Klopp dan semua pemain. Tapi ada satu hal menarik dari tiga pertandingan yang sudah dilakoni Liverpool, yaitu hadirnya dua pemain baru yang selalu masuk starting line upThe Reds yaitu Naby Keita dan Allison Becker. Â
Dari dua pemain baru tersebut, sosok Keita memberikan warna baru dalam skuat The Reds. Peran Keita tentu saja lebih terlihat mewarnai skuat Liverpool, karena dia berposisi sebagai gelandang. Ruh permainan sebuah tim sepakbola sangat tergantung pada kualitas gelandangnya. Keita, meski baru bermain sejak pramusim tahun ini, sudah menjadi pilihan utama Klopp. Dia mengalahkan Jordan Henderson yang menjadi andalan Liverpool dalam beberapa tahun terakhir.
Keita sebenarnya sudah mengikat kesepakatan dengan Liverpool tahun lalu, pada 29 Agustus 2017. Tapi pemain ini dipinjamkan pada klub lamanya yaitu RB Leipzig. Saat laga pramusim, Keita bergabung dengan Liverpool dan menjalani debutnya. Klopp sempat mencoba menempatkan Keita pada dua posisi berbeda. Pertama sebagai pemain nomor 6 atau gelandang bertahan saat melawan Borussia Dortmund pada pertandingan pramusim. Selebihnya dia memainkan posisi pemain nomor 8 alias gelandang tengah. Pada posisi inilah Keita lebih cocok memainkan perannya.
"Saya melihatnya sebagai pemain nomor 8, dia juga bisa bermain sebagai nomor 10, mungkin pada masa depan dia juga bisa bermain sebagai nomor 6. Kami melihat dia sebagai pemain nomor 8 yang kreatif memainkan operan dan membuat bola terus mengalir," kata Klopp.
Pemberian nomor punggung 8 kepada Keita tentu saja bukan sebuah kebetulan belaka. Nomor 8 identik dengan legenda Liverpool sekaligus kapten kharismatik, Steven Gerrard. Ada beban berat mengenakan nomor tersebut di Liverpool, tapi Keita ternyata menjalankan tugasnya sebagai gelandang tengah dengan baik.
Keita dalam tiga pertandingan Liga Inggris menjadi sosok sentral bagi Liverpool. Dia menjadi penghubung yang sangat baik bagi lini depan dan lini belakang. Serangan Liverpool sering dibangun dari sosok Keita. Meskipun tidak memiliki speed sebagus Gerrard dalam menyerang, tapi Keita cukup baik dalam mengatur ritme permainan Liverpool.
Bila dibanding dengan Henderson, secara umum Keita memang masih lebih baik. Distribusi bola yang dilakukan oleh Keita lebih lancar, sementar Henderson terkadang terlalu lama menahan bola dan ritme permainan jadi lebih lambat. Hal ini sepertinya yang menjadi pertimbangan Klopp untuk memilih Keita dibanding Hendo sebagai pilihan utama.
Keita sudah membuktikan diri bahwa dirinya bisa beradaptasi dengan cepat dalam tim utama The Reds dan gaya sepakbola Liga Inggris. Dia juga memiliki modal kuat untuk terus berkembang, karena usianya masih terbilang muda, 23 tahun. Bila dia bertahan lama di Liverpool---sepertinya memang itu pilihannya---dia akan menjadi idola baru di Liverpool. Bermodal jersey nomor 8, sangat mungkin dia akan menjadi "nabi" baru di Liverpool seperti Gerrard.
Satu yang pasti, kehadiran Keita sudah memberikan dampak nyata bagi Liverpool. Tiga kemenangan, tiga clean sheets memberikan rasa percaya diri bagi The Reds untuk berpacu kencang di Liga Inggris. Targetnya tentu saja bukan lagi masuk ke jajaran "The Big Four", sudah saatnya The Reds mengejar target menjadi juara Premier League.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H