Mohon tunggu...
agung marhaenis
agung marhaenis Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Pecinta kata, kopi, kuliner, dan kebun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etika Bertetangga dan Manfaatnya bagi Kita

12 Maret 2018   17:21 Diperbarui: 12 Maret 2018   17:23 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: thespruce.com

Tetanggamu adalah saudara terdekatmu. Inilah salah satu kutipan yang saya suka. Mengapa? Sebab tanpa kehadiran tetangga hidup kita akan terasa hampa dan kita bakal menemui banyak kerepotan. Bayangkan Anda punya rumah di tengah lahan 10 hektar, tapi tak ada tetangga sama sekali. Dunia bakal terasa sepi, karena tak ada interaksi.

Untuk memberikan gambaran pentingnya tetangga bagi hidup kita, saya akan memulainya dengan cerita yang pernah saya alami sendiri. Beberapa tahun lalu saya pernah menderita dispepsia (orang sering keliru menyebut mag).  Saat itu dispepsia saya sudah sampai tahap akut. Jadi makanan dan minuman apa pun yang saya masukkan saya muntahkan lagi. 

Saya sampai lemas dan tak punya tetangga.  Jangankan untuk menyetir atau naik motor ke dokter,  jalan saya gemetar. Beruntung ada tetangga yang baik hati mau mengantar ke rumah sakit.  Tak terbayang bila tetangga saya tak ada yang mau mengantar. Menderita sekali hidup saya.

Kejadian tersebut semakin menyadarkan saya akan arti pentingnya tetangga.  Saya pun berjanji bila ada tetangga memerlukan pertolongan,  saya siap membantu.  Seperti sekitar dua bulan lalu Pak RT mengetuk pagar saya jam 2 dinihari,  karena ada tetangga yang sakit.  Ternyata penyakitnya mirip saya dulu, dispepsia. Jadi saya bisa merasakan deritanya. Saya pun dengan rela hati mengantarkannya,  meskipun mata masih terasa berat. Bila tetangga dengan rela hati menolong saya,  mengapa saya tidak melakukannya?

Hal-hal seperti di atas penting untuk saya lakukan,  karena saya ini perantau dan tak ada saudara yang benar-benar dekat dengan saya.  Jadi saudara terdekat saya ya tetangga. Kalau tak ada mereka, siapa yang bakal membantu saya kalau saya memerlukan pertolongan?

Ada beberapa etika bertetangga yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan hal tersebut mudah dilakukan. Tak memerlukan biaya mahal dan hanya perlu kerelaan hati. Bila etika bertetangga kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari, saya jamin hidup kita akan berjalan dengan mudah dan menyenangkan.  Mengapa? Sebab,  tetangga pasti akan ringan tangan membantu bila kita sedang memerlukan bantuan mereka.

Apa saja etika bertetangga yang perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Baca penjelasannya di bawah ini:

Buka kaca jendela mobil di dalam kompleks perumahan

Hal ini terlihat sepele, tapi bila dijalankan bisa berpengaruh besar terhadap keharmonisan dan citra di mata tetangga. Bayangkan bila Anda sedang duduk ngopi bareng tetangga tiba-tiba ada mobil lewat dengan kaca tertutup, tanpa ada sapaan, tanpa ada tanda klakson dari pengemudi. Pasti yang muncul adalah omongan bahwa orang tersebut sombong. Bukan tidak mungkin muncul komentar seperti ini: "Lihat saja, kalau sakit gak akan aku tengok". Terdengar jahat, tapi komentar tersebut muncul karena akibat dari tindakan orang lain. Berbeda bila Anda membuka kaca mobil dan menyapa tetangga dengan ramah, tak mungkin komentar tersebut muncul. Prosedur inilah yang saja jalankan setiap memasuki kompleks perumahan.

Berbagi makanan dengan tetangga

Ibu saya mengajarkan hal ini mulai dari saya kecil dan sesuai dengan sebuah hadis yang saya baca. Bila kita memasak, ada anjuran untuk memperbanyak kuahnya dan membagikannya kepada tetangga. Berbagai masakan, bukan sekadar berbagai makanan. Tapi juga kebahagiaan dan terkadang hiburan. Pernah istri saya mengantar kolak pisang ke tetangga,  eh pulangnya dia bawa kolak lagi. Ternyata tetangga tersebut masak kolak di hari yang sama. Saya pun tertawa melihatnya. Kisah ini pernah saya ceritakan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun