Mohon tunggu...
Agung Lucky Pradita
Agung Lucky Pradita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Petani Asal Solo Menggunakan Rumen Sapi sebagai Pengganti Pupuk Kimia

24 Desember 2020   13:44 Diperbarui: 24 Desember 2020   13:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman pandemi seperti ini, banyak sekali sektor-sektor yang terkena dampak Covid-19  baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu sector yang terkena imbas dari pandemi Covid-19 secara tidak langsung adalah sector pertanian. Banyak petani yang mengeluhkan mahalnya harga pupuk untuk tanaman mereka, dilain sisi pemasukkan petani setiap hari tidak menentu di masa pandemi Covid-19 seperti ini.  Salah satu petani asal Solo bernama bapak Khamim mencoba melakukan alternatif dengan menggantikan pupuk kimia dengan rumen sapi. Rumen sendiri adalah lambung atau perut besar yang permukaannya kasar, Bila dimasak disebut babat. Rumen berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba dan tempat pencampuran pakan pada hewan ruminansia. Yang digunakan sebagai pupuk nantinya adalah isi dari rumen sapi

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk Rumen sapi adalah:

  • 5 Kg isi Rumen sapi/kambing/domba
  • 2 Kg Nanas (diblender bersama kulitnya)
  • 5 Kg Bekatul
  • 2 Liter Molase
  • 50 Liter air bersih

Langkah kerjanya antara lain:

Semua bahan diaduk pada wadah fermentasi (Drum plastic kapasitas 50 -- 100 Liter) sampai cukup merata.

Tutup rapat wadah fermentasi dan berikan jalan keluarnya udara hasil proses dekomposisi,

Fermentasikan secara anaerob selama 7 x 24 jam atau selama 1 minggu.

Setelah jadi cara pengaplikasiannya adalah untuk kocor perbandingan dengan air 1:10. Untuk Spray 500cc/tangki 16 Liter.

Untuk Rumen sapi sendiri biasa didapatkan dari tukang sate, rumah jagal, atau tetannga yang menyembelih sapi. Panen besarnya biasanya waktu Idul Adh'a. Rumen sapi kaya akan berbagai enzim seperti enzim selulase, amilase, protease, xilanase dan lain-lain. Cairan rumen memiliki kandungan bakteri dan protozoa. Cairan isi rumen dan kotoran sapi masih mengandung bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi pada rumen sapi tersebut mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai kompos atau pupuk organik.

Proses pembuatan pupuk organic secara anaerob dengan bantuan oksigen. Dimana lubang udara disambungkan dengan selang plastik yang ujungnya dibenamkan pada botol yabg diisi air. Setelah itu dilakukan dengan pengomposan yaitu dimana bahan organik akan mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba dengan memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Penggunaan nanas disini adalah untuk mempercepat proses fermentasi. Tanpa menggunakan nanas juga bisa, akan tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses fermentasinya.

Rumen sapi adalah alternative yang sangat bagus dan murah meriah, disaat pandemic seperti ini kita juga harus pintar-pintar dalam mengatur keuangan kita. Salah satunya dengan menggunakan rumen sapi sebagai pengganti pupuk kimia, yang akhir akhir ini pupuk kimia langka dan mahal harganya. Disamping itu rumen sapi juga kaya akan unsur hara yang dapat menyuburkan tanah sehinnga tanaman pun akan tumbuh dengan subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun