Mohon tunggu...
Agung Lestari
Agung Lestari Mohon Tunggu... Guru - Jalani hidup sesuai kemampuanmu

Selalu ada makna di setiap keadaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Mandiri Selama Pandemi

11 September 2021   10:39 Diperbarui: 11 September 2021   10:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belajar Mandiri Selama Pandemi

Selama pandemi Covid-19 ini banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia, salah satu dampaknya adalah dalam dunia pendidikan. Hampir semua sistem pendidikan hari ini diperlakukan secara daring atau online. Pembelajaran jarak jauh ini tentu akan membawa banyak hal positif maupun negatifnya. Bahkan, ada perkataan "yang pintar akan semakin pintar dan yang bodoh akan semakin bodoh." Karena dalam pembelajaran daring sangat dibutuhkkan kesadaran, kesadaran akan kemandirian belajar.

Apalagi jika pembelajaran daring ini diterapkan pada anak-anak. Dalam artikel kumparan.com, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survei terhadap 1.700 siswa selama pembelajaran jarak jauh. KPAI menyebutkan hasil presentase siswa yang tidak senang sistem belajar online sebanyak 76,7 persen dan 23,3 persen lainnya menyatakan senang dengan sistem tersebut. Dari hasil survey dapat membuktikan bahwa kebanyakan siswa tidak menyukai sistem pembelajaran jarak jauh (online), siswa yang tidak suka pembelajaran online tersebut salah satu kemungkinannya bisa diakibatkan oleh guru yang banyak memberikan tugas, tetapi minim penjelasan dan juga materi.

Dari sinilah sebagian besar para orang tua yang justru tambah pusing dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini khusunya dari kalangan SD. Orang tua mengeluh belajar online di rumah ribet dan merepotkan. Selain itu, beberapa emak-emak merasa beban tugas kepada siswa tanpa memberikan bimbingan. Sehingga orang tua merasa kewalahan dan dinilai kurang efektif karena tidak adanya pemahaman mendalam.

Nah, dengan kendala tersebut tentu kita perlu solusi agar proses belajar mengajar bisa tersalurkan dengan baik, sekalipun dilakukan dirumah. Menurut Santrock (2017), terdapat beberapa metode pembelajaran efektif yang berpusat kepada siswa. Nah, hal ini bisa digunakan oleh guru-guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis mandiri pada siswanya.

Metode pertama yaitu guru dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran ini berfokus pada masalah sebagai rancangan dasar dalam pembelajaran, tujuannya adalah agar siswa mendapatkan informasi-informasi penting dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Berdasarkan Santrock (2017) penerapan metode ini yaitu dengan cara siswa mengidentifikasi masalah yang ingin diselidiki, kemudian mencari bahan dan sumber yang mereka butuhkan untuk mengatasi masalah atau memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai pemandu, tugasnya yaitu membantu siswa memantau upaya pemecahan masalah mereka sendiri.

Metode kedua yaitu ada metode yang dinamakan dengan pertanyaan esensial (essential question). Pertanyaan esensial menurut McTighe & Wiggins (dalam Kurniastuti, Setyawan, & Sonialopita, 2018) adalah pertanyaan yang mampu menstimulasi pikiran dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru, termasuk juga pertanyaan yang mendalam. Jadi disini guru memberikan pertanyaan yang agak membingungkan, namun dapat memancing rasa ingin tahu siswa, terutama mengenai materi yang akan dibahas. Contohnya seperti "Mengapa seseorang bisa demam?" atau "Apakah kerangka hewan purba masih ada?". Jika pertanyaan esensial ini dapat diberikan dengan baik, maka siswa akan mendapat pemahaman yang jelas dan siswa menjadi terbiasa mengembangkan kebiasaan berpikir secara kritis.

Metode ketiga yaitu metode Discovery Learning. Metode discovery learning adalah metode pembelajaran di mana siswa membangun pemahamannya sendiri. Menurut Buana (2017) metode ini bertujuan agar siswa mampu menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran secara mandiri berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, namun jangan lupa, tetap harus dengan bimbingan dan pengawasan oleh guru agar pembelajaran yang mereka dapatkan terbukti benar.

Berdasarkan tiga metode diatas sebenarnya para siswa bisa mendapatkan dampak positif dalam belajar mandiri. Yakni siswa bisa belajar dengan kritis dan kreatif. Tentu saja belajar mandiri tidak akan bisa berjalan dengan baik jika tanpa pengawasan dan dampingan dari seorang guru. Agar para siswa tidak kekurangan dalam pemahaman dalam belajar.

Apalagi dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini, guru sebaiknya membuat strategi metode pembelajaran mandiri yang baik dan tepat untuk para siswanya agar meskipun pembelajarannya berbasis jarak jauh atau online, materi pembelajaran dapat tersalurkan dan dipahami oleh siswa. Kunci keberhasilan dalam belajar di dalam jaringan adalah peran guru dalam membangun dan mempertahankan keterlibatan peserta didik (student engagement) (Soerjoatmodjo, 2020).

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun