Oleh: Al-Fatih
Perkembangan politik itu selalu  dinamis. Makanya hubungan komunikasi politik terus dibangun demi menemukan sebuah kesepahaman. Jika terlalu kaku dalam berpolitik maka yang terjadi adalah sumbatan komunikasi antar pelaku politik. Nah, yang rugi tentu di politikus itu sendiri, terutama berkaitan dengan masa depan karir politiknya.
Di tanah air, kita ketahui yang menjadi poros pergulatan politik tertuju kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Wajar karena kedua orang tersebut baru saja terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Mereka bagai magnet, sehingga kemanapun kedua tokoh bangsa itu  melangkah pasti menjadi pemberitaan hangat dimedia.
Kemudian, siapapun yang terlihat dekat dengan salah satu diantara mereka tentu banyak menimbulkan spekulasi. Yang teranyar tentu berkaitan dengan orang-orang yang akan duduk sebagai menteri dalam kabinet Jokowi-JK.
Cerita itu pun dialami oleh Agung Laksono, tatkala menghadiri HUT Provinsi Sulawesi Barat. Agung Laksono datang bersama Jusuf Kalla satu pesawat pula. Mereka mendarat di Lapangan Merdeka, Jl Ahmad Yani, Mamuju (22/9/2014) sekitar pukul 10.15 WITA.
Sejumlah media, baik cetak dan elektronik mengkalkulasikan bahwa kemesaraan Agung dan JK merupakan sinyal kedua elit Golkar itu untuk berkerjasama. Ada yang mengatakan bahwa Agung Laksono akan masuk dalam kabinet Jokowi-JK. Apalagi diketahui Agung Laksono merupakan elit Golkar yang mendukung pencalonan pasangan Jokowi-JK.
JK bahkan secara tegas mengatakan bahwa Agung berpotensi masuk ke kabinetnya. Namun demikian ia belum mau menjelaskan lebih detail soal posisi apa yang tepat untuk Agung. Selain Agung nama Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh juga digadang-gadang masuk dalam kabinet. Diketahui Agung Laksono dan Anwar Adnan Saleh pernah dipecat DPP Golkar karena memiliki pilihan yang berbeda dengan institusi partai.
Kemudian beredar isu bahwa JK pun sudah memberikan dukungan secara bulat kepada Agung Laksono maju sebagai ketua umum Golkar. Sedari awal memang sudah memberikan sinyal. Salah satunya menempatkan sohibnya yakni Fahmi Idris sebagai Ketua Tim Pemenangan Agung Laksono.
Kedua sinyal tersebut seakan tak terbantahkan dengan perkembangan politik saat ini yang makin mengerucut menjelang pelantikan presiden 20 Oktober 2014. Bagaimanapun JK yang juga mantan Ketua Umum DPP Golkar akan terus memainkan kartu truf nya. Apakah karir politik Agung Laksono masuk dalam skenario JK? Mari terus kita simak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H