Coretan saat belajar Kalimat Komunikatif, kelas SMK.
Suatu Hari di Warung Kopi
Herman : “Mbak, kopi satu!”
Mbak Inem: “Susu, Mas?”
Herman : “Tak usah, hitam manis saja”.
Mbak Inem: “Oke, Mas”.
(datang seorang pemuda bernama Muklis, pertama kali datang ke warung inem)
Mbak Inem: “Mari mas, silakan. Mau susu atau yang hitam manis?” (mbak Inem menyapa muklis, sambil membawakan kopi Herman).
Muklis : “Iya, Mbak. Sebentar, saya duduk dahulu!” (duduk di sebelah Herman)
Herman : “Mas, itu ditawari Mbaknya lo kok tidak dijawab? Dijamin puas mas, punya Mbak Inem paling ngangeni”.
Muklis : “Maaf, mas. Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya, saya boleh bertanya kepada Mas? Tetapi, saya memohon agar mas menjawabnya dengan pelan!”
Herman : “Wach, mas ini aneh-aneh saja. Boleh-boleh, silakan!”
Muklis : “Apakah benar ini warung kopi?”
Herman : “Hah? Lha ini, apa yang kuminum bukan kopi, Mas?”
Muklis : “Tetapi, mengapa tadi Mbaknya mengatakan susu dan hitam manis?”
Herman : “Hahaha.... Mas, itu tadi maksudnya mas mau pesan kopi susu atau kopi hitam manis?”
Muklis : “Oh, begitu. (kemudian memanggil Mbak Inem). “Mbak!”
Mbak Inem: “Iya, mas. Jadi apa? Susu atau hitam manis?”
Muklis : “Sebelumnya saya mohon maaf kepada Mbak, karena tadi saya masih bingung dengan penawaran Mbak soal susu dan hitam manis.”
Mbak Inem: “Oh, iya mas. Ndak papa. Jadi mas mau minum kopi susu atau kopi hitam manis?”
Muklis : “Mohon maaf, saya bukan penggemar kopi, Mbak. Saya hanya ingin minum segelas es teh. Apakah warung ini menyediakan es teh?”
Mbak Inem: “Oh, iya mas, ada. Sebentar!” (segera membuatkan es teh, sambil menggerutu) “Orang kok ribet amat. Tinggal bilang, “Mbak, es teh satu” gitu aja repot.”
:D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H