[caption id="attachment_215369" align="aligncenter" width="615" caption="Foto. Dok. WarisanIndoensia.com"][/caption]
Hai Pak Tua yang setia di taman kota
menunggu sasadara menyapa mayapada
Terangi wadag-wadag serakah
Yang lupa sejarah
---
Hai pak tua, terduduk di bangku tua
Tanpa seorang teman jua
Yang dulu setia kala jaya
Kini melupa saat dirimu dilibas masa
----
Hai pak tua kesepian
Setia menanti sasadara manjer kawuryan
Sempurna terangi wujud dan bayangan
Berbagi terang hingga lipatan
---
Hai pak tua pelaku sejarah
Sesal menyapa
Kuasa jengkar bersama tapak usia
Menapak senja kian terlupa
Sanak saudara murca kemana?
---
Hai pak tua yang terlupa
Tersudut di naungan bramastana
Sebatang kara jalani titah suwentah
Tanpa daya menangkis lelah
Yang datang hiasi wajah
---
Pak tua penikmat sesal
Tubuh lusuh terkunci pegal
Tak kuasa menolak, mereka terpingkal
Melihatmu seperti pembual
Kini bibirmu tersumpal
Saat tangisanmu mental
Luruh seperti kain lusuh pembuntal
---
Hai pak tua sial
Wadagmu seperti prasasti kumal
Tak terawat
Tak jua selamat
Dari roda berderak berputar
Keringkanmu seperti akar belukar
Jayamu habis terbakar
------
Denpasar.18122012.0930
-----
Note :
Repost dari catatankecilku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H