Mohon tunggu...
Agung Hariyadi
Agung Hariyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.agunghariyadi37.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pahlawanku, Aku Malu

1 November 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_145690" align="aligncenter" width="640" caption="http://chemistry35.blogspot.com"][/caption] http://chemistry35.blogspot.com Galau menyusur jalan berbatu Terpelanting pada sebuah kata Malu Terbit dari sanubari yang terbuai pilu Melihat bangsaku terlupa sejarah lalu Tentang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu -- Resah kata terendap rasa Melihat mereka yang terbaring di sana Jasad-jasad tertelan cacing dan serangga Seperti jasa mereka yang terlupa masa Hingga tahta buat  katarak mata hati kita

--

Saat harta berkuasa Tak malukah kita pada Soedirman yang bergerilya Tak malukah pada jasad-jasad tanpa nama yang terbaring di sana Mereka berjuang untuk satu kata "MERDEKA" -- Saat khianat merasuk qolbu Tak malukah kita pada Soedirman yang berjuang dengan paru-parunya yang tak utuh Hingga kita bangga diperbudak nafsu Labrak norma dan jasa mereka dengan wajah membatu -- Atas nama solidaritas pelajar lempar batu Atas nama solidaritas pemuda perang kayu, hingga jasad terbujur kaku Sementara di masanya, mereka berjuang dengan senjata bambu Melawan penjajah dengan mimis-mimis menanti tubuh diterjang peluru

Ahh aku malu Pada Soedirman yang tak takut ngilu Pada Soepriyadi yang tak tentu pusaranya Pada nisan-nisan pejuang tak bernama Yang tergeletak tanpa pamrih apa-apa Hanya untuk satu kata "MERDEKA" -- Aku malu Kala Gayus bangga dengan harta korupsinya itu Kala pengadil hanya jadi boneka kayu, yang mengabdi pada kuasa semu -- Aku malu Kala muncul wajah-wajah Kahar Muzakkar baru Berkedok agama mengadu domba bangsaku Menebar kebencian atas nama syariah semu

http://vgsiahaya.wordpress.com Aku malu Kala presidenku hanya bisa mencipta lagu Seperti Ebiet dengan lagu cintanya yang sendu Mendayu-dayu di telingaku selalu Hingga buat hatiku tergugu ngilu -- Aku malu ternyata menteriku mabuk jabatan Tak mau mundur saat kompetensinya dipertanyakan Aku malu saat partai pun mabuk kekuasaan Hingga lupa apa yang diperjuangkan -- Sungguh aku malu Pada para pejuang pendahulu Aku malu -- Denpasar,0112011.0207 -- Masopu -- Note : Aku pakai nama Soedirman dan Soepriyadi, karena menurutku mereka yang masih bersih tanpa sempat tersangkut ambisi berkuasa. Sama seperti para pejuang tanpa nisan-tanpa pusara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun