Mohon tunggu...
Agung Fuadmaji
Agung Fuadmaji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer | Blogger | Desain Grafis

Road To Raftel

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Embung Di Atas Awan

2 Desember 2015   08:11 Diperbarui: 2 Desember 2015   08:21 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal ketika melihat foto-foto di smartphone teman saya, ada beberapa foto yang membuat saya tertarik untuk bertanya, salah satunya adalah foto saat teman berada dimana background dari foto tersebut berupa perairan, awalnya saya mengira bahwa foto tersebut mungkin berada disebuah danau, namun ketika saya bertanya kembali kepada teman saya, foto itu di ambil saat teman saya berada di embung batara srinten, jawaban itu belum menjawab rasa penasaran saya, dan saya pun bertanya kembali untuk daerah embung tersebut, dan ternyata, embung tersebut berada di puncak tertinggi di Kabupaten Gunung Kidul. Saya pun sempat membayangkan apa iya Embung itu berada di puncak tertinggi di Kabupaten Gunung Kidul, karena hal itu, saya pun semakin penasaran. Setelah diam membayangkan sejenak, saya pun meminta teman saya untuk mengajak saya kesana dan dia pun menyetujui permintaan saya.

Sesuai hari yang ditentukan, saya pun berangkat bersama teman dua orang teman saya menuju embung batara srinten. Embung yang berada di daerah Baturagung utara ini memang masih belum seterkenal wisata-wisata di Kabupaten Gunung Kidul lainnya khususnya wisata-wisata pantai. Awalnya saya masih enjoy dengan perjalanan saya melalui Jalan Wonosari ketimur terus sampai melewati pegunungan dan melewati perbatasan Kabupaten Gunung Kidul. Awalnya saya mengira semua normal-normal selama perjalanan, begitupun saat perjalanan awal arah menuju embung tersebut. Namun setelah beberapa kilometer setelah jalan beraspal itu habis, kami mulai menemui jalan cor-coran yang rusak dengan tanjakan yang cukup suram, setelah itu jalan batuan kapur pun kami lewati kurang lebih 5,5 kilometer. Memang perjalanan itu cukup meningkatkan adrenalin, terlebih ketika melewati tanjakan yang suram. Akhirnya kami dapat bernafas dengan lega setelah sampai di tanah datar area parkir batara srinten yang terbuat dari conblok, dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.  Embung Batara Srinten pun sudah terpampang di depan mata dengan di kelilingi pagar besi dan jalan conblock di tepinya.

Kabupaten Gunung Kidul memang di kenal sebagai pegunungan karst tandus yang sering di landa kekeringan ketika musim kemarau, namun dibalik itu semua, Kabupaten Gunung Kidul menyimpan banyak keindahan alam yang begitu banyak dan memang yang paling terkenal Kabupaten Gunung Kidul dengan keindahan pantainya. Salah satu tujuan dibuatnya Embung Batara Srinten ini adalah  sebagai solusi untuk mencegah kelangkaan air sekaligus mengembangkan argowisata buah, dengan memanfaatkan air hujan yang ditampung di musim penghujan.

Saat saya mulai mengelilingi Embung tersebut, terlihat berudu-berudu kecil yang berenang di perairan embung tersebut yang  berwarna biru hijau. Memang tidak ada ikan di Embung tersebut, karena di takutkan akan merusak membran berwarna hitam yang di gunakan sebagai alas embung tersebut.

Memang ada banyak cara untuk bisa menikmati Panorama Embung Batara Srinten, seperti di gazebo-gazebo, di pendopo, di warung kopi, dan yang menjadi favorit saya adalah menikmati Embung tersebut dari atas sebuah pohon besar, yang memang batang pohon tersebut cenderung tumbuh horizontal sehingga sangat pas dan bisa di gunakan untuk duduk-duduk sambil menikmati Embung Batara Srinten bersama awan-awan dan angin-angin.

Beralih dari Embung tersebut ke dataran yang lebih tinggi di sebelah timur, di sana ada sebuah Tugu Magir yang menandakan bahwa di tempat itulah dataran tertinggi di pegunungaan Baturagung sekaligus puncak tertinggi di Kabupaten Gunung Kidul, dengan ketinggian 859 Mdpl. Puncak Tugu Magir ini kita dapat melihat pemandangan wilayah-wilayah di sekitarnya yang berlokasi lebih rendah. Sejauh mata memandang, terpampang cukup jelas Kota Klaten dengan Rawa Jombor, Kota Jogja dengan Merapi nan gagah hingga wilayah Wonogiri. Klimaks di puncak Tugu Magir tersebut adalah saat kita bisa melihat kala matahari bangun dari peraduannya hingga ia kembali.

Memang sungguh menawan panorama Embung Batara Srinten dengan airnya yang hijau biru, di padukan dengan awan-awan biru putih serta pegunungan hijau yang mengelilinginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun